Cari Blog Ini

Senin, 27 Juni 2011

Hacker Bersatu Melawan Pemerintahan Dunia


TEMPO Interaktif, Jakarta - Beberapa kelompok hacker yang diyakini berada di balik penyerangan sistem Sony dan CIA telah bersumpah untuk bersatu melawan pemerintahan dunia.

LulzSec meminta bantuan kelompok yang dikenal sebagai Anonymous di kampanye cyber mereka yang dijuluki "Operasi Anti-Keamanan".

Kelompok itu mengumumkan niat mereka melalui feed Twitter resmi mereka pada akhir pekan lalu. Mereka menyatakan akan menargetkan siapa saja yang menghadang jalan mereka.

"Selamat datang di Operasi Anti-Keamanan. Kami mendorong kapal apapun, besar atau kecil, untuk menembak setiap pemerintah atau lembaga yang melintasi jalan kami. Kami sepenuhnya mendukung penulisan kata 'AntiSec' pada setiap perusakan situs web pemerintah atau seni grafiti fisik. "

LulzSec yang diyakini berada di balik ide itu juga mengisyaratkan bergabung dengan 'kelompok hacking' lainnya. Mereka mengatakan "Untuk meningkatkan berbagai upaya, kita sekarang bekerja sama dengan Anonymous kolektif dan semua peralatan perang terafiliasi."

Di antara tujuan mereka, kelompok itu menyatakan 'perang segera dan tak henti-hentinya terhadap moderator perebut kebebasan 2011' sebagai perlawanan terhadap peraturan Internet.

Bukan hanya pemerintah yang menjadi korban potensial. "Target utama juga bank dan perusahaan top," kata kelompok itu.


Salah satu tujuan utamanya adalah untuk mencuri dan kemudian membocorkan informasi rahasia, termasuk email dan dokumen.

Serangan mereka dipercaya sebagai pembalasan atas usulan peningkatan hukuman bagi cyberterrorists di AS di mana mereka yang menjebol sistem pemerintah AS menghadapi ancaman 20 tahun penjara.

Mahasiswi Gelar Pameran Celana Dalam Bekas


TEMPO Interaktif, - Pengumuman itu ditempel di asrama mahasiswa di Wuhan, Hubei, Cina. Bunyinya: "Yi Ci, jurusan ilmu film, sedang mengumpulkan pakaian dalam bekas untuk pameran tugas akhir."

Yi Ci juga menulis, "Saya berharap kalian bisa menyumbangkan pakaian dalam bekas Anda ke dalam kotak di kamar mandi umum. Keterlibatan Anda akan menjadi sebuah karya seni yang besar. Ayo, bergabung dengan saya!"

Dalam hitungan minggu, Yi Ci berhasil mengumpulkan ratusan celana dalam bekas. Keinginan mahasiswi senior di Hubei Institute of Fine Arts akhirnya terwujud. Dia menggelar pameran celana dalam bekas dengan tajuk "Privacy".

Ilusionis Ini Bisa Berjalan di Atas Air


TEMPO Interaktif, Jakarta - Setiap ilusionis memiliki keahlian unik. Pesulap asal Inggris, Steve Frayne, atau yang dikenal dengan nama Dynamo, memiliki kemampuan berjalan di atas air.

Steve membuktikannya ketika berjalan di permukaan Sungai Thames, London, pada Sabtu malam lalu, 26 Juni 2011. Dia berjalan menyeberangi Sungai Thames persis di depan Gedung Parlemen Inggris.

Aksi pertama kali ini dilakukan Steve untuk acara baru di televisi, Dynamo: Mission Impossible, yang akan tayang pada 7 Juli mendatang. Namun, baru setengah perjalanan, pria 28 tahun ini "dijemput" polisi.

Menurut juru bicara Steve, aksi Steve yang mengundang kehebohan warga Inggris bukan tipuan. Dalam acara baru Dynamo: Mission Impossible itu dia akan memamerkan kemampuan mengubah telepon seluler menjadi botol bir, mengubah salju menjadi berlian, dan kupu-kupu kertas menjadi kupu-kupu hidup.

Beberapa selebritas akan menjadi bintang tamu dalam acara tersebut. Mereka di antaranya legenda bintang rock, Ian Brown, penyanyi asal Australia Natalie Imbruglia, dan petinju David Haye.

Malam Ini, Pluto Akan Terlihat Lebih Terang


TEMPO Interaktif, Bandung - Hasil pengamatan Pluto malam nanti bakal menjadi sejarah baru bagi Observatorium Bosscha, Lembang, Jawa Barat. Namun, peristiwa saat planet kerdil itu melintasi bintang di belakangnya terancam gagal oleh mendung. "Kita ketar-ketir juga dengan kondisi cuaca saat ini," kata Direktur Observatorium Bosscha, Hakim L. Malasan, di kubah Zeiss, Senin, 27 Juni 2011.

Menurut Hakim, sejak Ahad malam, langit di atas Bosscha tertutup awan. Hari ini pun sejak pagi hingga petang, langit Bandung kerap mendung. "Ini mungkin karena ekor badai di barat Pasifik sampai ke Indonesia," ujarnya.

Dua astronom dari Amerika Serikat, Mark Bullock, peneliti asal Southwest Research Institute, dan John Stansberry dari Tucson Arizona Steward Observatory mengaku pasrah soal kondisi cuaca. "Kami tidak tahu cuaca yang terjadi di sini, juga apakah yang akan terlihat jelas okultasi Pluto atau satelit Hydra," ujar Bullock di Bosscha.

Mengantisipasi kendala cuaca, lokasi pengamatan dibagi ke tempat lain. Dipimpin mantan Direktur Observatorium Bosscha Danny Herdiwijaya, kelompok astronom ikut memantau di program studi Astronomi ITB. "Di sana memakai teleskop Celestron yang dilengkapi kamera," kata Hakim.

Pada 27 Juni ini Pluto akan melintas dan menutupi bintang di belakangnya atau okultasi. Saat itu, planet kerdil itu akan terlihat lebih terang. Biasanya, planet yang jaraknya 41 Satuan Astronomi itu terlihat redup. Satu Satuan Astronomi berjarak 150 juta kilometer.

Okultasi Pluto itu akan berjalan singkat. Waktunya, kata Hakim, hanya 90 detik. "Diperkirakan akan terjadi pada pukul 21.14 WIB," ujarnya.

Para astronom memanfaatkan momen okultasi itu untuk mempelajari kesamaan apa saja yang ada pada Pluto dengan bumi. Juga beberapa karakteristik lainnya. Pengamatan yang dimulai sejak planet itu ditemukan pada 1930 belum memberikan banyak data karena letak Pluto yang sangat jauh.

Kesempatan okultasi Pluto, kata Hakim, bisa terjadi setiap tahun. Tapi, baru kali ini bayangan Pluto bisa ikut diamati dari Indonesia. Pengamatan tahun ini dilakukan serentak di 15 observatorium di Asia Pasifik. Sebelumnya, pada 23 Juni, didahului dengan okultasi oleh salah satu dari tiga satelit alami Pluto, yaitu Hydra.

Mba Cepat Tolongi, Saya Akan Diperkosa


JAKARTA, KOMPAS.com - Pihak keluarga Ernawati (15), TKW asal Kudus yang meninggal di Arab Saudi melaporkan Kementrian Luar Negeri dan Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) ke Ombudsman, Senin (27/6/2011).

Kedua instansi tersebut dinilai lambat merespon laporan keluarga terkait penyiksaan yang diterima Ernawati dari majikannya di Saudi. "Kemenlu yang harus bertanggungjawab," ujar Yeni Larasati kakak dari Ernawati selaku perwakilan keluarga di kantor Ombudsman, Jakarta.

Staf Divisi Advokasi Migrant Care, Eli Anita saat mendampingi Yeni menambahkan, pihak keluarga dengan didampingi Migrant Care telah melaporkan tindak kekerasan majikan yang dialami Ernawati kepada Kemenlu sejak 31 Januari. "Kemenlu waktu itu jawabannya akan difollow up," kata Eli.

Namun, hingga keluarga menerima kabar meninggalnya Erna pada 10 Februari, tidak ada upaya nyata dari Kemenlu untuk melindung Erna. "Kemenlu bilang akan selidiki lagi apakah berita (kematian Erna) itu benar atau tidak," tambah Eli.

Hingga kini, keluarga juga belum mendapatkan kepastian soal keberadaan jenazah Ernawati yang dikabarkan bunuh diri dengan meminum racun itu. Pihak Kemenlu, kata Eli, mengatakan bahwa jenazah masih diotopsi.

Selain melapor ke Kemenlu, Yeni mengatakan bahwa keluarga telah melaporkan perilah kematian Ernawati tersebut kepada BNP2TKI. "Tanggal 14 Februari, BNP2TKI bilang kita akan panggil PT (PJTKI), tanggal 23 Februari BNP2TKI bilang sudah dipanggil PT-nya, tanggal 3 April Kemenlu bilang masih dalam proses," ucap Yeni.

Menanggapi laporan tersebut, anggota Ombudsman Kartini berjanji bahwa pihaknya akan segera menindaklanjuti dengan memanggil pihak Kemenlu dan BNP2TKI.

"Kita akan lakukan klarifikasi dulu, kalau sudah, direkomendasi, kalau tidak dapat dimediasi, maka dikasih rekomendasi," katanya.

Ombudsman akan menelisik sejauh mana Kemenlu dan BNP2TKI melindungi para TKI. "Terutama yang di timur tengah karena yang paling parah di timur tengah," ujar Kartini.

Adapun pihak keluarga mendapatkan kabar kematian Ernawati dari temannya yang bernama Mise. Erna diduga meninggal dunia di Arab Saudi karena meminum racun. Dia bunuh diri karena tidak tahan lagi dengan perilaku kasar majikannya.

"Desember 2010 (Erna) telepon ke keluarga, kondisinya sangat menghawatirkan, kondisinya sangat tertekan," kata Eli.

Dia juga mengisahkan, Erna pernah dicambuk dengan selang air oleh majikannya. "Terakhir, berat badannya tinggal 33 kilogram," tambah Eli.

Bahkan, Erna juga mengaku kepada Eli bahwa dia diancam akan diperkosa. "Mba cepat tolongin saya, saya diancam diperkosa teman laki-laki majikan saya," tutur Eli menirukan Erna.

Tolak Beli Tiket, Punkers Lempar Batu


DEPOK, KOMPAS.com - Pergelaran acara musik di sebuah kafe di kawasan Tanah Baru, Beji, Depok, Jawa Barat pada Minggu (26/6/2011) malam berakhir ricuh. Kericuhan dipicu oleh sekelompok orang yang ingin menyaksikan acara musik tersebut. Mereka dilarang masuk karena tidak membeli tiket seharga Rp 3.000.

"Punkers mau masuk, cuma tidak mau membeli tiket, malahan maksa masuk dan mereka marah lalu melempari panitia dengan batu," ujar Aldo, salah satu panitia di kantor Polisi Sektor Pancoran Mas, Depok, Senin (27/6/2011).

Aldo menjelaskan, akibat dari lemparan batu tersebut, dua orang panitia terkena lemparan batu. Panitia berhasil membubarkan para penonton yang memaksa masuk ke acara tersebut. "Tepe dan Bogel kepalanya kena batu dan dibawa ke Rumah Sakit Bhakti Yuda, Depok," ujarnya.

Usai acara, kata Aldo, salah seorang panitia yang ingin menjenguk rekannya yang dirawat di Rumah Sakit dihadang oleh sekelompok punkers.

"Di pertigaan Vintara, Tanah Baru, Martin dikenalin sebagai panitia, dihadang punkers lalu dikeroyok dan dipukulin, bagian kepalanya dijahit sampai 19 jahitan," katanya.

Martin (26) berhasil diselamatkan warga dan dilarikan ke Rumah Sakit Bhakti Yudha, Depok.

Polisi Ciduk 30 Orang "Punkers"


DEPOK, KOMPAS.com — Kepolisian Sektor Pancoran Mas, Depok, Jawa Barat, berhasil menggiring 30 punkers yang melakukan tindakan kriminal setelah pertunjukan musik di sebuah kafe di daerah Tanah Baru, Beji, Depok, Jawa Barat.
Kepala Unit Reskrim Polsek Pancoran Mas Ajun Komisaris Syah Johan menjelaskan, mereka ditangkap setelah ada pengaduan dari masyarakat. "Setelah mendapat laporan dari warga, kami langsung mendatangi TKP. Sebanyak 30 orang kami amankan karena mengganggu ketertiban," ujar Johan saat ditemui di kantor Polsek Pancoran Mas, Depok, Jawa Barat, Senin (27/6/2011).
Johan menjelaskan, dari 30 orang tersebut, dua di antaranya ditetapkan sebagai tersangka pelaku pengeroyokan terhadap Martin (26), seorang panitia acara musik tersebut.
"Mereka akan dibawa ke dinas sosial untuk direhabilitasi, dua orang kami tahan karena diduga sebagai pelaku pengeroyokan," ujarnya.
Diketahui keduanya bernama Prasojo (19) dan Rizky (19), warga Cimanggis yang sehari-hari hidup di jalan sejak tahun 2002. Mereka dikenai Pasal 170 tentang Pengeroyokan dan Pasal 406 tentang Perusakan.
Seperti diberitakan sebelumnya, kasus itu dipicu lantaran sekelompok punkers ingin menyaksikan acara musik pada Minggu (26/6/2011) malam di sebuah kafe yang berada di kawasan Tanah Baru, Beji, Depok. Mereka dilarang masuk oleh panitia acara tersebut lantaran tidak ingin membayar tiket masuk sebesar Rp 3.000.

Kemiskinan Picu TKI ke Luar Negeri

JAKARTA - Kemiskinan menjadi penyebab utama kian bertambahnya tenaga kerja Indonesia (TKI) yang bekerja di luar negeri. Derita TKI juga mencerminkan kegagalan program pemerintah dalam menyediakan lapangan kerja di dalam negeri.

"Awalnya memang karena kemiskinan. Lalu, karena program pengentasan kemiskinan tidak sampai ke daerah, maka mereka tidak dapat bersaing dengan dunia kerja di Tanah Air. Mereka kemudian memilih menjadi TKI di luar negeri," kata pengamat ekonomi dari UI, Aris Yunanto, di Jakarta, Minggu (26/6).

Berdasarkan data Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemenakertrans), setiap bulan dikirim sebanyak 30 ribu hingga 50 ribu TKI ke luar negeri. Dari jumlah itu, Arab Saudi merupakan negara tujuan penempatan TKI terbesar kedua setelah Malaysia. Kini, jumlah TKI di Arab Saudi sedikitnya 1,5 juta orang, yang sebagian besar perempuan dan menjadi pekerja rumah tangga.

Sementara itu, daerah asal TKI kebanyakan dari kabupaten berpenduduk miskin. Disebutkan Kemenakertrans, terdapat 10 daerah utama kantong TKI, yakni Cirebon, Indramayu, Subang, Cianjur, Sukabumi, Lombok Tengah, Lombok Barat, Lombok Timur, Ponorogo, dan Malang.

Dijelaskan Aris, kemiskinan menjadi faktor utama lemahnya daya saing bangsa, selain kesempatan bekerja di dalam negeri yang terbatas serta rendahnya tingkat pendidikan yang juga sangat berpengaruh. "Jika orang sudah miskin ditambah sempitnya kesempatan kerja mendorong orang untuk mau kerja apa saja dengan daya saing yang rendah. Inilah persoalannya di Indonesia," katanya.

Aris menambahkan seandainya program pengentasan kemiskinan tercapai, mungkin mereka yang bekerja di luar negeri bisa memilih lapangan pekerjaan yang sesuai dengan keterampilannya. "Tapi, nyatanya, sampai sekarang masih banyak yang bekerja di sektor informal di luar negeri," imbuh Aris.

Koordinator Migrant Care Anis Hidayah juga membenarkan bahwa kemiskinan menjadi faktor utama masih tingginya minat masyarakat untuk menjadi TKI. Untuk itu, pemerintah sebaiknya membenahi akar masalah di dalam negeri sehingga tidak membuat rakyatnya di luar negeri menjadi korban kesewang-wenangan.

"Pemerintah sebaiknya memikirkan bagaimana agar nasib buruh di dalam negri diperhatikan. Kebijakan pembangunan juga harus lebih berpihak kepada masyarakat, bukan pemodal belaka. Jika tidak, pekerja sektor nonformal yang memilih bermigrasi akan semakin banyak," urainya.

Diungkapkan, faktor pendorong utama kemiskinan karena pemerintah gagal mengoptimalkan sumber daya alam yang ada demi kesejahteraan rakyat. Pemerintah juga tidak maksimal memenuhi kebutuhan pendidikan dasar melalui program wajib belajar 9 tahun. "Inilah akar masalahnya, banyak TKI bekerja di sektor informal di luar negeri," kata Anis.

Pemerintah sendiri sebenarnya menyadari jika peluang bekerja di dalam negeri masih terbatas. Karenanya, seusai keluarnya kebijakan moratorium pengiriman TKI di Arab Saudi yang berlaku mulai 1 Agustus 2011, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta para kepala daerah untuk memikirkan penciptaan lapangan kerja untuk menampung para TKI sehingga mereka tak perlu lagi bekerja di luar negeri.

"Saya berharap kita sukseskan semua. Saya instruksikan kepada gubernur, wali kota, bupati untuk memikirkan masyarakat yang mencari kerja di luar negeri. Dengan sekuat tenaga kita ciptakan peluang di daerah masing-masing," kata Presiden.

Tidak Pantas

Dihubungi terpiah, ekonom Universitas Gadjah Mada (UGM), Revrisond Baswir, menyatakan sebaiknya pemerintah menghentikan penempatan TKI di luar negeri. Soalnya, sebagai negara dengan sumber daya alam yang besar tidak pantas membiarkan TKI menjadi sapi perahan di negeri orang. "Ini martabat bangsa. Tidak pantas kita mengirim tenaga kerja ke luar negeri. Jadi, harus dihentikan," katanya.

Revrisond kemudian menyarankan pemerintah fokus pada pembangunan sektor yang dapat menyerap tenaga kerja, di antaranya sektor industri, barang dan jasa, serta pertanian. "Pemerintah belum berhasil meningkatkan sektor pertanian, padahal sektor ini dapat menyerap banyak tenaga kerja," tegasnya.

Sedangkan ekonom Indef, Aviliani, menyatakan pemerintah belum dapat menjamin rakyatnya untuk mendapat pekerjaan yang layak sehingga kebijakan moratorium justru menghalangi hak hidup rakyat untuk mendapat penghidupan yang layak. "Dengan adanya moratorium malah hak bekerja orang jadi terhalang," ucap Aviliani.

Aviliani menilai pemerintah belum mampu membuka lahan pekerjaan baru di dalam negeri. Sektor-sektor yang menyerap tenaga kerja tinggi, di antaranya sektor industri, pertanian, dan infrastruktur, juga sangat terbatas. "Kalau pun ada, pemerintah baru mengupayakan untuk program jangka panjang, yang baru bisa dirasakan pada 2012 – 2013 nanti," ujarnya. cit/fan/AR-2

Minggu, 26 Juni 2011

Dua Serdadu AS Tewas Lagi di Irak


REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD – Dua prajurit Amerika tewas di Irak utara, Ahad (26/6), sehingga Juni menjadi bulan paling mematikan bagi pasukan AS dalam waktu lebih dari dua tahun.
"Dua prajurit AS tewas hari ini ketika sedang melakukan operasi di Irak utara," kata militer AS dalam sebuah pernyataan.

Sejak 1 Juni, 11 prajurit AS tewas di Irak, dan bulan ini merupakan yang paling mematikan bagi pasukan Amerika sejak Mei 2009. Dengan kematian kedua prajurit itu, jumlah personel militer AS yang tewas di Irak sejak invasi Maret 2003 menjadi 4.465, menurut hitungan AFP yang berdasarkan atas situs independen www.icasualties.org.
Sementara itu, pada hari yang sama, sedikitnya 12 orang cedera ketika seorang penyerang dengan kursi roda meledakkan bom bunuh diri di sebuah kantor polisi di daerah pinggiran utara Baghdad.

Juru bicara Komando Operasi, Baghdad Mayor Jendral Qassim Al-Moussawi, mengatakan, penyerang meledakkan rompi bomnya di kantor kepala kepolisian di markas polisi di Tarmiya, 25 kilometer sebelah utara Baghdad. "Ini jumlah korban awal dan kami memperkirakan angka itu akan naik," kata Moussawi.

Menurut perwira tinggi tersebut, korban cedera mencakup sembilan polisi dan tiga warga sipil.

Redaktur: cr01
Sumber: Antara/AFP

Dasar Zionis, Wartawan yang Meliput Armada Gaza Pun Diancam Pula!


REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM - Israel memperingatkan wartawan-wartawan asing agar tidak mengambil bagian dalam pelayaran armada kapal yang berusaha mencapai Jalur Gaza yang diblokade.

"Mereka (para wartawan) yang nekat akan dilarang memasuki Israel hingga satu dasawarsa. Armada kapal itu berniat melanggar blokade yang diumumkan secara sah dan sesuai dengan semua perjanjian dan hukum internasional," kata surat yang dikirim oleh Oren Helman, Direktur Kantor Pers Israel, kepada organisasi-organisasi media asing yang meliput kawasan itu, Ahad (26/6).

"Saya ingin memperjelas... bahwa keikutsertaan dalam armada itu merupakan pelanggaran yang disengaja terhadap hukum Israel dan bisa membuat peserta dilarang memasuki Negara Israel selama 10 tahun, peralatan mereka disita dan sanksi-sanksi tambahan akan diterapkan," tegasnya.

Sekitar 10 kapal akan mengambil bagian dalam armada yang merupakan kelanjutan dari armada pertama yang diserbu pasukan komando Israel dan menewaskan sembilan aktivis Turki pada 31 Mei 2010.

Perhimpunan Pers Asing (FPA), yang mewakili wartawan di Israel dan wilayah Palestina, mengecam langkah itu dan mengatakan peringatan tersebut merupakan pesan mengerikan pada media internasional dan menimbulkan pertanyaan serius mengenai komitmen Israel bagi kebebasan pers.

"Wartawan yang meliput peristiwa dan berita resmi seharusnya diizinkan melakukan tugas mereka tanpa ancaman dan intimidasi. Kami mendesak pemerintah (Israel) membatalkan keputusan itu segera," kata FPA dalam sebuah pernyataan.

Redaktur: cr01
Sumber: Antara/AFP

In Picture: Tanpa Gelar di Senayan


REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Indonesia kembali tanpa gelar setelah harapan satu-satunya pasangan Tantowi Ahmad/Liliyana Natsir gagal mengalahkan pasangan China, Zhang Nan/Zhao Yunlei pada final Djarum Indonesia Open Superseries Premier 2011 di Istora Senayan Jakarta, Minggu.

Unggulan keempat sebetulnya mampu merebut set pertama 22-20, tetapi dua set berikutnya harus menyerah dari unggulan pertama itu 14-21 dan 9-21. Tanpa gelar itu sama dengan gelaran Indonesia Open 2010.

Tampil di rumah sendiri dan mendapatkan dukungan dari ribuan penonton membuat pasangan ganda campuran Tantowi Ahmad/Liliyana Natsir bermain tanpa beban meski lawan yang dihadapi adalah unggulan pertama.

Unggulan keempat ini berkat persiapan yang cukup matang langsung bisa memukan perolehan poin hingga mampu unggul 8-3. Meski unggul jauh pasangan tuan rumah sering melakukan kesalahan dan menguntungkan lawan.

Bahkan, Tantowi Ahmad/Liliyana Natsir terkejar dalam perolehan poin oleh pasangan Zhang Nan/Zhao Yunlei hingga kedudukan 14-14. Kondisi sama kuat membuat kedua pasangan berusaha melepaskan diri. Namun, keduanya tetap sama kuat hingga kedudukan 20-20.

Dukungan dari ribuan suporter ternyata dimanfaatkan dengan baik oleh Tantowi Ahmad/Liliyana Natsir saat "deuce" dilakukan. Pelan tapi pasti akhirnya mampu mengakhiri set pertama dengan 22-20.

Memasuki set kedua unggulan pertama asal China itu langsung menggebrak dan unggul 2-1. Tantowi Ahmad/Liliyana Natsir berusaha mengimbangi permainan lawan, tetapi lawan juga terus melakukan tekanan yang tidak kalah sengitnya.

Unggulan pertama ini bahkan terus meninggalkan pasangan tuan rumah dalam hal pengumpulan poin. Tetapi pelan tapi pasti pasangan harapan tuan rumah itu mampu memperpendek selisih poin hingga 7-8.

Selisih poin mendekat membuat Zhang Nan/Zhao Yunlei meningkatkan tempo permainan. Andalan China ini bahkan mampu unggul 17-10 dan mengakhiri set kedua dengan 21-14 dan merubah kedudukan menjadi 1-1.

Di set ketiga Tantowi Ahmad/Liliyana Natsir berinisiatif melakukan serangan terlebih dahulu, tetap lawan membaca serangan yang dilakukan. Hasilnya lawan kembali diuntungkan dan mampu unggul cepat 5-1.

Meski tetap berusaha menyerang, juara Singapura Open terlihat kesulitan untuk memperoleh poin bahkan tertinggal cukup jauh 7-11. Upaya terus dilakukan. Tetapi Tantowi sering melakukan kesalahan sendiri dan terus menguntungkan lawan.

Kepanikan nampak terlihat setelah kedudukan 19-9 untuk China. Tantowi Ahmad/Liliyana Natsir tetap berusaha hingga akhirnya tetap menyerah dari unggulan pertama itu dengan 9-21.

Sebelumnya pasangan ganda putri Indonesia Vita Marissa/Nadya Melati juga gagal mempersembahkan gelar setelah di final dikalahkan pasangan ganda China, Wang Xiaoli/Yu Yang dengan dua set langsung 12-21,10-21. (*)
(T.B016/T009)
Redaktur: Stevy Maradona
Sumber: Antara

Jumat, 24 Juni 2011

Kecepatan SBY Dikalahkan Anak SD!


PRESIDEN SBY
  

 Respon pemerintah dalam kasus pemancungan TKI di Arab Saudi sangat lemah dan tidak mengandung terobosan.

"Responnya klasik. Waktu di Malaysia ada TKI bermasalah pemerintah bikin Satgas dan itu masih ada posko dan budgetnya di Menko Kesra. Lalu ada soal perdagangan manusia pemerintah bikin Satgas anti perdagangan manusia, masih ada di kementerian pemberdayaan perempuan. Padahal yang kita tunggu political action yang kongkrit," kata analis kebijakan publik Migrant Care, Wahyu Susilo, saat menjadi pembicara diskusi "Nasib Ruyati dan Harga Diri Negeri" di Warung Daun, Jakarta Pusat, Sabtu (25/6).

Menurutnya, Presiden SBY kalah cepat dengan masyarakat Indonesia dalam menyikapi persoalan Ruyati binti Satubi.

"Ketika presiden prihatin, semua juga prihatin. Dan kalau dia protes keras Arab Saudi, dia kalah cepat dengan anak-anak SD di Situbondo," lanjutnya.

Wahyu mengatakan, seharusnya Presiden mengeluarkan protes keras dengan diikuti tindakan nyata pada negara yang sering melecehkan TKI terutama perempuan itu.

"Seharusnya SBY protes keras dan dalam 1x24 jam dia minta Dubes Arab Saudi harus tinggalkan Indonesia," tegasnya.

Dalam tata krama diplomatik, tindakan itu diperkenankan. Apalagi, saat ini terbukti bahwa Arab Saudi memang tak punya niat baik dalam kasus-kasus TKI.

"Sekarang kita tahu dia punya polemik dengan Menlu, tapi soal siapa yang bohong terkait permintaan maaf itu tetap saja itu menunjukkan keangkuhan Saudi Arabia. Sejak awal, tidak memberitahu pemerintah tentang pemancungan Ruyati saja dianggap sebagai kebenaran itu tak bisa kita tolerir," terangnya.

PKS: Laporkan Menteri Marty Natalegawa ke Polisi


MARTY
  

RMOL. Diduga kuat Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa membohongi publik. Pasalnya, Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia membantah pernyataan Marty dan menegaskan pemerintah Kerajaan Arab Saudi tidak pernah meminta maaf atas pemancungan Ruyati binti Satubi.

"Bila benar bohong, secara etis sebaiknya Marty mengundurkan diri. Namun secara yuridis, teman-teman LSM dapat melaporkan kebohongan publik ini kepada aparat hukum (polisi), supaya menjadi pembelajaran bagi pejabat lain agar tidak senang membohongi rakyat," kata anggota Komisi III dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Aboe Bakar Al Habsy, kepada Rakyat Merdeka Online sesaat lalu (Sabtu, 25/6).

Bila benar Marty membohongi publik, Aboe menilai hal ini menjadi bukti penguat betapa moralitas dan integritas pejabat publik sangat rendah.

"Saya lihat pidato para pejabat bersama Presiden SBY kemarin lebih bernuansa asal bapak senang (ABS). Mungkin secara psikologis takut kena reshuffle.  Memang masih perlu dibuktikan, siapakah yang sebenarnya berbohong, Menlu atau Dubes," tegas Aboe mendudukan persoalan.

Menurut Aboe, bila kinerja kementerian masih minim seharusnya para menteri segera memaksimalkan kinerjanya, bukan malah menutupi dengan kebohongan.

"Saya juga menyayangkan respon presiden yang cenderung terlambat, namun yang lebih disayangkan Presiden masih menuduh ada pihak yang menggoreng isu ini. Padahal kenyataannya memang kinerja pemerintah dalam menangani persoalan TKI sangat memble," demikian Aboe.

Dikendalikan Para Koruptor

Wakil Koordinator Indonesia Corruption Watch (ICW) Emerson Yuntho belum lama ini mengungkapkan, berdasarkan catatan ICW, sebanyak 45 koruptor Indonesia melarikan diri ke luar negeri dalam sepuluh tahun terakhir ini.


Sebanyak 20 orang di antaranya memilih Singapura sebagai tempat persembunyian. Koruptor adalah orang yang telah menggunakan uang negara, terutama untuk kepentingan dirinya sendiri.Ketika dia sudah mendapatkan kekayaan dari korupsi, dengan mudah dia melarikan diri ke luar negeri.

Mereka merasa tidak lagi aman dan dihantui rasa bersalah di negeri di mana harta dan kekayaan rakyat sudah dicuri. Dari sini kita menghadapi berbagai pertanyaan besar tentang negeri ini; tentang kedaulatan, martabat, dan harga diri bangsa yang telah dilecehkan begitu rupa oleh perangai para koruptor.

Yang bisa dipertanyakan tentu bukan saja semata- mata mengapa koruptor begitu mudah melarikan diri, namun juga kesigapan,kesungguhan, dan ketegasan aparat dalam membersihkan bangsa ini dari korupsi. Kenyataan itu juga menegaskan betapa bangsa ini mudah dikendalikan para koruptor.

Ia seolah bisa membuat, merencanakan, dan membeli apa saja di Republik ini. Mereka bahkan bisa mengendalikan media informasi, aparat hukum, dan mereka juga bisa mengukur sejauh mana hukum akan menjatuhi hukuman atas perbuatan tercela yang sudah dilakukan. Ini semakin diperparah oleh realitas buruknya penegakan hukum di negeri ini.

Hukum mudah dimanipulasi untuk kepentingan kekuasaan. Di tengah situasi demikian, para pejabat publik, politisi, dan pelaku bisnis terdidik untuk selalu melakukan jalan pintas. Mereka memahami bahwa hukum di Republik ini sering dikendalikan oleh mafia yang memiliki kekuasaan luar biasa.

Ia bahkan tidak mampu disentuh oleh aparat negara. Atas kondisi demikian, selama sistem pemerintah dan lembaga penegak hukum dipenuhi dengan semangat kolusi, jangan pernah berharap banyak korupsi bisa diatasi.

Pemimpin Mencontohkan

Sudah dipahami bersamasama bahwa memberantas korupsi bukan masalah ringan. Namun,pemberantasan korupsi juga hanya menjadi pepesan kosong bila tanpa diimbangi kemauan politik para pemimpin. Korupsi bisa diberantas bila terdapat sosok pemimpin yang memiliki visi yang tegas terhadap pemberantasan korupsi, bukan hanya dalam wacana belaka.

Dan semenjak dahulu,bangsa ini merindukan sosok pemimpin yang tegas dan bahkan ekstrem tidak saja kepada teroris dan pembangkang negara, melainkan juga kepada para koruptor. Jadi, pemimpin tidak saja menasihati agar masyarakat jangan korup,tetapi juga memberikan teladan untuk menindak tegas terhadap koruptor.

Itu semua harus menjadi dasardasar pemberantasan korupsi di negeri ini, dengan satu tujuan: Agar bangsa ini tidak dikendalikan oleh para pencuri uang rakyat. Intinya bukan saja bagaimana kekuasaan itu tidak korup, melainkan juga kekuasaan punya iktikad yang kuat untuk menghentikan korupsi.

Maka dari situ, masyarakat akan bisa membaca dan memahami pandangan kekuasaan politik atas korupsi. Sementara sejauh ini yang dipahami dalam perspektif masyarakat,kekuasaan politik belum menunjukkan tandatanda untuk memberantas korupsi sampai akar-akarnya. Bila korupsi itu menyangkut kolega sendiri,kekuasaan tampak tidak terlalu garang.

Setidaknya itu yang bisa dirasakan selama ini, sebagaimana pernyataan bahwa begitu banyak koruptor yang melarikan diri ke luar negeri. Pembasmian korupsi bukan retorika dan jargon politik, melainkan juga tindakan politik. Banyak kebijakan antikorupsi dengan ribuan pasal yang telah dirumuskan, tetapi korupsi terjadi di manamana dalam berbagai level dan bidang.

Dengan tangantangan politik yang kotor penuh noda korupsi, mereka melahirkan retorika dan jargon politik untuk pemberantasan korupsi.Nyatanya korupsi bukan tambah berkurang, malah semakin canggih modus operandi, bentuk, dan jenis-jenisnya.

Kontrol Publik

Semakin jelas bahwa korupsi terjadi ketika uang menjadi semacam “dewa” bagi elite bangsa ini. Kita pun semakin pesimistis tak mampu lagi mengangkat bangsa ini untuk memiliki kebesaran dan memperjuangkan peradaban politik yang telah digantikan oleh kekuatan uang yang luar biasa. Ia menentukan segala hal, bahkan dari moralitas hingga harga diri.

Yang paling dirugikan dalam setiap korupsi adalah masyarakat luas, maka sudah sepatutnya publik terus mengontrol dan mengingatkan penyelenggara negara atas tugasnya memberantas korupsi dan menegakkan hukum, sebab memberantas korupsi ibarat memeriksa kerusakan-kerusakan parah dalam diri kita.

Ketika mengobati salah satu bagian, atau bahkan mengamputasinya, bisa jadi bagian lain terasa sakit.Namun,itulah risiko agar badan tetap sehat. Sebab bila kita tidak mampu dan mau mengobati diri dengan cara seperti itu, dan merasakan sakit dalam jangka pendek, dalam jangka panjang hal tersebut justru akan merusak bagian tubuh lainnya.

Pemberantasan korupsi akan efektif bila digerakkan dari atas dan disambut dari bawah. Kekuasaan seharusnya memelopori pemberantasan korupsi dan bukan malah menuduhnya yang bukan-bukan. Pemberantasan korupsi bukan semata-mata di alam pikir manusia, melainkan yang jauh lebih penting adalah pada tindakan bagaimana itu dilakukan.

Tanpa tindakan yang tegas dan penuh rasa keadilan,mustahil pemberantasan korupsi bisa dilakukan kecuali hanya dalam pidato pemanis mulut. Aparatur negara, mereka yang umumnya dikaitkan dengan tindakan korupsi, seharusnya justru berada di depan untuk memelopori kesadaran masyarakat untuk bersama-sama antikorupsi, dari lingkup paling kecil sampai paling besar.● BENNY SUSETYO Pemerhati Sosial, Sekretaris Eksekutif Komisi HAK KWI

Antara Gayus dan Ruyati


Gayus dan Ruyati. Mereka bukanlah keluarga. Tidak pula saling bersaudara.Mereka juga tidak akan pernah bertegur sapa karena mereka memang tidak pernah bersua, terlebih ketika Ruyati kini telah tiada.
Namun apabila silsilahnya ditelusuri sampai jauh, keduanya ternyata memiliki banyak persamaan. Persamaannya, mereka berasal dari spesies yang sama, homo sapiens. Mereka juga berbangsa yang satu, bertanah air yang satu, serta menjunjung tinggi bahasa persatuan yang juga satu.Semua Indonesia.

Sayangnya, soal nasib, keduanya sangat berbeda. Ibarat langit dengan bumi.Gayus bisa melakukan korupsi yang menghasilkan patgulipat materi. Gayus nyaris memiliki segalanya. Harta yang berlimpah, istri setia yang jelita,rumah mewah, dan uang yang mungkin bisa untuk membeli segalanya.Termasuk untuk membeli hukum yang dijual murah di negeri ini.

Adapun Ruyati,nasib justru mengajaknya menjadi seorang TKI di Arab Saudi sekadar demi tabungan untuk hari tua.Yang memiriskan, alih-alih mendapatkan lembaran riyal dan kepingan dirham, justru dera dan siksa pedih yang harus dialami hingga membuatnya khilaf membunuh majikannya. Ruyati tidak sendiri. Ia hanya melanjutkan kisah dalam daftar panjang nestapa anak negeri di rantau.

Kuldesak Penghidupan

Rasa trenyuh dan pilu itu sungguh telah penulis rasakan dalam setiap kesempatan berinteraksi memberikan pembekalan psikologis kepada calon TKI.Melihat para ahli waris “Kartini”yang begitu lugu dan polos, dipaksa mempertaruhkan hidup di negeri orang, sungguh hati ini miris dibuatnya.

Terlebih apabila kita tahu betapa minimnya bekal keterampilan yang mereka bawa. Kursus kilat di Balai Latihan Kerja Luar Negeri (BLKLN) yang hanya beberapa hari itu sungguh takkan mampu memberikan keterampilan yang mumpuni bagi TKI kita. Terbatasnya bekal kompetensi dan keahlian yang mereka miliki membuat mereka hanya menjadi pegawai berkasta terendah.

Terlebih dengan penguasaan bahasa asing yang sangat terbatas, ekstremnya hanya sekadar yes dan no atau laa dan na’am, sungguh tidak mudah bagi TKI kita untuk bisa bekerja dengan sejahtera. Kondisi itu masih diperparah dengan minimnya keberpihakan pemerintah, lemahnya perlindungan, serta ulah PJTKI nakal yang sering “memeras” jasa TKI dan mengabaikan hak-hak mereka.

Tanpa jaminan perlindungan hukum dan diplomasi yang memadai,mereka sungguh hanya akan menjadi bulan-bulanan para majikan, disiksa, didera, diperkosa, atau direnggut paksa nyawa dan kehidupannya. Namun, sesungguhnya, apabila kita berkenan merunut lebih jauh, pengambilan keputusan menjadi TKI sesungguhnya tidaklah sederhana.

Bagi sebagian besar TKI, luar negeri adalah mimpi perbaikan kehidupan karena di dalam negeri mereka telah mengalami kuldesak penghidupan. Mereka tak lagi kuasa menjerit karena kebutuhan hidup yang semakin mencekik, sementara lapangan pekerjaan kelewat sulit untuk dicari. Pemiskinan struktural telah menjerat dan memaksa mereka menjadi money provider bagi keluarganya dengan bekerja di negeri orang.

Bagi sebagian besar TKI, menggantang asap rezeki dengan bekerja di luar negeri sungguh tak lebih dari sebuah keterpaksaan. Mereka seakan tengah “berjudi”dengan nasib. Menjalani hidup sebagai TKI sungguh sangat tidak sederhana.Keterpisahan dari keluarga selama bertahuntahun akan membawa dampak psikososial yang tidak ringan tidak hanya bagi TKI,tapi juga bagi anak,suami,dan keluarga di Indonesia.

Anak-anak yang dibesarkan tanpa sentuhan orang tua, terlebih ibunda mereka,dalam perspektif psikologi berpotensi mengalami tumbuh-kembang yang relatif lebih sulit, apalagi jika tanpa figur pengganti orang tua.Beberapa anak “TKI sukses” tumbuh menjadi remaja yang bermasalah akibat dimanja dengan harta tanpa pengawasan dan didikan orang tua.

Ditinggalkan istri selama bertahun-tahun, bagi suamisuami normal,tentu saja bukan perkara yang sederhana. Pintupintu kasus perselingkuhan dan perceraian menjadi terbuka lebar.Sementara di luar negeri, TKI kita juga menghadapi tantangan dan godaan yang tak kalah besarnya. Manfaat dan mudarat itu lantas akan kembali pada pribadi masing-masing.

Pembiaran Negara

Siapa pun kita, termasuk Gayus,Ruyati, politisi,pejabat maupun jutaan TKI di luar negeri, sesungguhnya adalah sesama anak bangsa yang berhak mendapatkan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Kita adalah warga sebuah negara yang kaya raya dengan sumber daya alam sehingga semestinya layak untuk disejahterakan.

Negara,termasuk pula anggota Dewan yang terhormat, terlihat tidak serius untuk mengusaikan nestapa kemanusiaan ini. Para penguasa negeri ini masih saja sibuk berebut soal kekuasaan, bermain “kleptolitik” (kleptomania- politik) yang saling menyandera.

Negara sungguh tengah melakukan pembiaran ketika tidak serius menegakkan hukum, memberantas mafia peradilan, serta memberantas korupsi dan mengembalikan harta rakyat yang dijarah-rayah para koruptor. Cerita Gayus sengaja penulis angkat sebagai ilustrasi artikel ini, sungguh, sebagai sebuah pengingat agar kita tidak kembali lupa, betapa korupsi telah memiskinkan negeri ini hingga warganya hidup kesrakat dan melarat.

Jika Rp100 miliar patgulipat pajak yang berhasil digondol Gayus dengan komplotannya dihibahkan, setidaknya akan ada 10.000 calon TKI yang terselamatkan karena mendapat dana segar sebesar Rp10 juta rupiah. Jumlah yang mungkin cukup untuk memulai sebuah usaha sehingga mereka tidak perlu bertaruh harga diri menjadi TKI.

Moratorium TKI sungguh akan terjadi dengan sendirinya manakala masyarakat kita sejahtera. Seandainya TKI harus tetap ada, semestinya mereka telah mendapatkan program pendidikan dan pelatihan yang memadai sehingga mereka tidak menjadi pekerja berkasta rendahan yang dinista di negeri orang.

Tragedi kemanusiaan yang menimpa Ruyati, Sumiati, Ceriati,Kikim Komalasari,dan jutaan saudara kita yang menggantang asap di luar negeri mungkin tidak akan terjadi. Cerita pilu TKI kita yang diiris sembilu di negeri seberang mungkin segera akan berlalu. Semua kini berpulang kepada kita.● ACHMAD M AKUNG Dosen Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro Semarang

Sejarah Hidup Muhammad SAW: Hadits Ifk (Dusta) tentang Aisyah

REPUBLIKA.CO.ID, Semua peristiwa itu terjadi setelah kaum Muslimin—dengan membawa tawanan dan rampasan perang—kembali ke Madinah. Namun kemudian ada suatu peristiwa yang pada mulanya tidak memberi dampak apa pun, tiba-tiba menjadi masalah besar; peristiwa yang terkait dengan Ummul Mukminin Aisyah.

Biasanya, bila Nabi SAW berangkat melakukan ekspedisi, beliau mengadakan undian terhadap istri-istrinya. Barangsiapa yang keluar namanya, maka dialah yang ikut serta.  Sorenya, pada waktu ekspedisi ke Bani Mushtaliq akan dilakukan, yang keluar namanya adalah Aisyah. Jadi dialah yang dibawa oleh Rasulullah. Aisyah adalah  seorang wanita yang berperawakan kecil dan ringan. Bila pelangkin sudah diantarkan orang sampai di depan pintu tendanya, dia pun naik. Lalu mereka membawanya ke punggung unta. Saking ringannya, mereka hampir tidak dapat merasakan keberadaan Aisyah dalam pelangkin.

Selesai dari ekspedisi (peperangan) dengan Bani Musthaliq itu, Nabi dan rombongannya berangkat lagi meneruskan perjalanan yang panjang dan sangat meletihkan—sebagaimana disebutkan di dua seri sebelumnya. Sesudah itu beliau menuju Madinah. Pada suatu tempat dekat kota, Rasulullah berhenti dan bermalam di sana. Kemudian diumumkan kepada rombongan, perjalanan akan diteruskan lagi.
 
Karena hendak menunaikan hajat, Aisyah keluar dari kemah Nabi, sedang pelangkin sudah menunggu di depan tenda, menantikan ia masuk kembali. Aisyah mengenakan seuntai kalung, dan setelah menyelesaikan keperluannya, kalung itu lepas dari lehernya. Ia pun kembali menyusuri jalan sambil mencari-cari. Dan setelah sekian lama mencari, Aisyah pun menemukannya kembali. Namun begitu kembali ke tenda, ternyata pelangkin itu sudah dipasang kembali di punggung unta. Sang pengiring mengira Ummul Mukminin sudah berada di dalamnya, mereka pun langsung berangkat.

Aisyah tidak menemukan seorang pun di tempat itu, namun ia tidak merasa takut atau khawatir karena yakin bahwa jika rombongan itu nanti mengetahui ia tidak ada di punggung unta, tentu mereka akan kembali ke tempat semula. Jadi ia lebih baik tidak meninggalkan tempat daripada mengarungi padang pasir tanpa pedoman. Aisyah pun berbaring berselimutkan pakaian luarnya di tempat itu, sambil menunggu orang yang akan datang mencarinya.

Pada sedang berbaring itu, Shafwan bin Mu'athal lewat di tempat tersebut, yang juga terlambat ikut rombongan pasukan karena harus menunaikan urusannya pula. Shafwan sebelumnya pernah melihat Ummul Mukminin Aisyah, sebelum ada  ketentuan hijab terhadap istri-istri Nabi. Begitu melihat Aisyah, Shafwan sangat terkejut dan melangkah mundur sambil berkata, "Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un! Istri Rasulullah SAW! Kenapa anda sampai tertinggal?" ujarnya.

Aisyah tidak menjawab. Shafwan mendekatkannya untanya dan dia sendiri mundur sambil berkata, "Naiklah, wahai Ummul Mukminin!"

Setelah Aisyah naik, Shafwan kemudian segera menggeber untanya hendak menyusul rombongan yang lain. Tetapi tidak terkejar juga, karena ternyata mereka mempercepat perjalanan agar segera sampai di Madinah. Pasukan Muslimin ingin segera dapat beristirahat setelah mengalami perjalanan yang sangat meletihkan, perjalanan yang juga diperintahkan oleh Rasulullah guna menghindarkan fitnah yang hampir-hampir terjadi akibat perbuatan Abdullah bin Ubay.

Shafwan memasuki Madinah pada siang hari disaksikan orang banyak, sementara Aisyah di atas untanya. Sampai di depan rumahnya, Aisyah pun masuk. Tak terlintas dalam pikiran orang bahwa peristiwa ini akan dijadikan buah bibir, atau akan menimbulkan syak karena ia terlambat dari rombongan. Dalam hati Rasulullah sendiri tidak terlintas suatu prasangka buruk terhadap Shafwan, seorang orang Mukmin yang beriman teguh.

Juwairiyah binti Harits termasuk salah seorang tawanan perang Bani Mushtaliq. Dia seorang wanita cantik dan manis. Ia jatuh menjadi bagian salah seorang Anshar. Dalam hal ini ia ingin menebus diri, oleh sebab itu, ia segera pergi menemui Nabi yang saat itu sedang berada di rumah Aisyah.

"Saya Juwairiyah putri Harith bin Abi Dzirar, pemimpin masyarakat," katanya.  "Saya mengalami bencana, seperti sudah tuan ketahui tentunya. Tetapi karena saya sudah menjadi milik si fulan, maka saya telah mengajukan penawaran untuk membebaskan diri saya. Kedatangan saya kemari ingin mendapat bantuan tuan mengenai penawaran itu."

"Maukah engkau dengan yang lebih baik dari itu?" tanya Nabi SAW.

"Apa?"

"Saya penuhi penawaranmu dan saya menikahimu," kata Rasulullah.

Setelah berita itu tersiar, sebagai penghormatan terhadap semenda Rasulullah dengan  Bani Mushtaliq, tawanan-tawanan perang yang ada di tangan pasukan Muslimin segera dibebaskan. Sehingga mengenai Juwairiyah ini, Aisyah pernah berkata, "Tak pernah saya lihat ada seorang wanita yang lebih besar membawa keuntungan buat golongannya seperti dia ini."

Setelah Rasulullah menikah dengan Juwairiyah, beliau membuatkan rumah untuknya di samping rumah-rumah istrinya yang lain di dekat mesjid. Dengan demikian, Juwairiyah pun menjadi Ummul Mukminin pula.

Sementara itu, orang di luar mulai pula berbisik-bisik tentang keterlambatan Aisyah dan kedatangannya bersama Shafwan dengan menumpang untanya, sedang Shafwan sendiri seorang pemuda yang tegap dan tampan.

Saudara perempuan Zainab binti Jahsy yang bernama Hamna, sudah tahu bahwa  posisi Aisyah di hati Rasulullah lebih tinggi dibanding saudaranya itu. Ia segera  menyebarkan desas-desus tentang Aisyah ini.

Dengan demikian, Abdullah bin Ubay merasa mendapat lahan subur dalam usahanya  menyebarkan isu tersebut, yang sekaligus merupakan penawar terhadap api kebencian di hatinya. Ia mati-matian menyebarluaskan gosip ini. Namun dalam hal ini, kalangan Aus telah menentukan sikap untuk membela Aisyah. Ummul Mukminin Aisyah adalah lambang kesucian dan seorang wanita yang berakhlak tinggi, yang patut menjadi teladan. Peristiwa ini hampir saja menjadi fitnah besar di Madinah.

Berita-berita ini kemudian sampai juga kepada Rasulullah SAW. Tentu saja beliau resah dan gelisah. Beliau juga kebingungan, antara percaya atau tidak.

Orang-orang tak ada yang berani menyampaikan desas-desus itu kepada Aisyah, meskipun ia sendiri sudah merasa aneh melihat sikap Rasulullah yang kaku. Suatu sikap yang belum pernah dilihatnya dan memang tidak sesuai dengan perangainya yang selalu lemah-lembut, selalu penuh kasih kepadanya.

Kemudian Aisyah jatuh sakit, dan cukup parah. Bila Rasulullah datang menengoknya  dan ibunya ada di tempat itu merawatnya, beliau hanya berkata, "Bagaimana?"

Aisyah merasa pilu melihat sikap Nabi yang begitu kaku kepadanya. Sehingga berkata, "Kalau kau izinkan, aku akan pindah ke rumah ibu, supaya ia dapat merawatku."

Ia pun pindah ke tempat ibunya. Sikap Rasulullah yang demikian menimbulkan  kepedihan di hati Aisyah. Setelah lebih dari dua puluh hari menderita sakit, akhirnya Aisyah sembuh. Segala pembicaraan orang yang terjadi tentang dirinya, tidak ia ketahui.

Sebaliknya Rasulullah merasa sangat terganggu dengan berita-berita yang disebarkan orang-orang. Beliau kemudian berbicara di hadapan mereka. "Saudara-saudara, kenapa orang-orang menggangguku mengenai keluargaku. Mereka mengatakan hal-hal yang tidak sebenarnya mengenai diriku. Padahal yang kuketahui mereka itu orang baik-baik. Lalu mereka mengatakan sesuatu yang ditujukan kepada seseorang, yang kuketahui, demi Allah, dia juga orang baik. Ia tak pernah datang ke salah satu rumahku kecuali bersama denganku."

Kemudian Usaid bin Hudzair berdiri seraya berkata, "Wahai Rasulullah, kalau mereka itu dan saudara-saudara kami kalangan Aus, biarlah kami selesaikan. Dan kalau mereka itu dan saudara-saudara kami dari golongan Khazraj, perintahkanlah juga kepada kami. Sungguh patut leher mereka itu dipenggal."

Kaum Khazraj tentu saja menolak, bahkan balik menuding Aus. Keadaan pun jadi ramai. Dan hampir-hampir terjadi fitnah besar, jika Rasulullah tidak segera campur tangan dan menengahi mereka dengan kebijaksanaan beliau.


Redaktur: cr01
Sumber: Sejarah Hidup Muhammad oleh Muhammad Husain Haekal

TKI Pembantu akan Dihentikan Bertahap

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) menyatakan, pemerintah secara bertahap akan menghentikan total penempatan TKI penata laksana rumah tangga (PLRT).

"Road map ke depan tak ada lagi penempatan PLRT. Ke depan PLRT harus diakhiri," kata Jumhur saat menyampaikan kuliah umum di Universitas Islam Malang (Unisma) di Malang, Jawa Timut, Jumat.

Ia menegaskan, kualitas calon TKI harus ditingkatkan sehingga terjamin perlindungannya.

Setiap calon TKI, katanya, juga harus tumbuh kesadarannya bahwa untuk bekerja ke luar negeri jangan hanya menjadi PLRT.

Ia menyebutkan, lima macam TKI, pertama, mereka yang berangkat atas dasar kerja sama antarpemerintah (G to G) seperti TKI di Korea Selatan dan TKI di Jepang.

Kedua, TKI yang berangkat atas dasar kerja sama pemerintah dengan sawasta (G to P), misalnya, perusahaan multinasional minta bantuan TKI kepada pemerintah Indonesia.

Ketiga, TKI yang berangkat atas dasar kerja sama antarswasta (P to P), baik untuk sektor formal maupun informal.

"TKI jenis ini yang paling banyak. Terdapat 573 pelaksana penempatan TKI swasta (PPTKIS) bekerja sama dengan agen di negara penempatan. Proses P to P ini diawasi dokumennya oleh BNP2TKI," katanya.

Keempat, TKI perpindahaan dalam satu perusahaan (intracorporate transfer, ICT) misalnya karyawan hotel Hilton di Indonesia dipindah ke Hilton luar negeri. "Mereka lapor ke BNP2TKI," katanya.

Kelima, TKI mandiri yang mencari dan mendapatkan pekerjaan di luar negeri sendiri. "Kebetulan dari lima jenis TKI itu, yang paling banyak PLRT," katanya.
Redaktur: taufik rachman
Sumber: antara

Marc Jacobs Habiskan Rp 8,7 M dalam Waktu Sembilan Menit


[NEW YORK] Sudah bukan rahasia lagi, kalau seorang fasion desainer membutuhkan sesuatu yang glamor untuk meningkatkan publisitas pada pameran busana yang digelarnya. Ini penting karena bisa menaikan nilai dari produknya. Jadi sudah pasti para perancang membutuhkan dana untuk ajang promosinya ini.

Tetapi bahkan seorang pengusaha kaya pun akan tercengang kalau mengetahui untuk publikasi selama sembilan setengah menit saja yang dilakukan desainer Marc Jacobs, sampai menghabiskan uang sebesar US$ 1 juta atau sekitar Rp 8,7 miliar.

 Wow! Fantastis!

Marc Jacobs merupakan perancang busana AS yang memimpin perusahaan dengan namanya sendiri sebagai label. Ia juga merupakan direktur kreatif untuk rumah busana  Prancis, Louis Vuitton.

Awal pekan ini, Jacobs baru saja menggelar pameran busana di Manhattan, New York. Hadir dalam ajang tersebut, selebriti seperti Vanessa Hudgens, Leighton Meester, musisi Fergie, Whoopi Goldberg dan Sofia Coppola.

Jumlah US$ 1 juta yang dibutuhkan Jacobs untuk menggelar acara peragaan busana selama sembilan setengah menit itu diungkapkan oleh partner kerjanya sendiri Robert Duffy.

Kepada media the New York Times ia mengatakan, jumlahnya bisa saja lebih, tetapi minimal sekitar US$ 1 juta. Jika dipecah, dana tersebut dibutuhkan untuk penampilan karya busana musim gugur 2011 koleksi Jacobs, dengan perhitungan sekitar US$ 1.750 per detik.

Uniknya koleksi busana Jacobs kali ini terinspirasi dari toko sex yang dijumpainya di jalan pinggiran kota. Busana yang dipamerkan menampilkan bahan-bahan diantaranya dari kulit dan plastik dengan jumlah 63 buah.

Semua itu diperagakan para model yang berjalan di atas panggung catwalk yang dilapisi Kain vinil yang didatangkan khusus dari California. Di balik panggung, ada 35 penata rias artis dan 70 orang penata busana yang bertanggungjawab dalam mengalirkan para model ke atas panggung dengan pengunjung sebanyak 500 orang di kawasan mahal Manhattan Armory.

Kemudian masih ada lagi 50 orang penata rambut yang bertugas memanjangkan rambut para model dengan tambahan rambut seharga US$ 180.

Berpetualang Di Guci


Wah, liburan sudah datang! It’s time to vacation…kawan! Ajak semua teman, pilih lokasi berlibur, siapkan barang bawaan and cabuttttt….!!!
Kali ini Suara Remaja mengajak kamu berlibur ke daerah Jawa Tengah tepatnya di Tegal. Nah, Kalau Bogor terkenal dengan objek wisata Puncaknya , Purwokerto memiliki Baturaden, Yogyakarta punya Kali Urang, eits.. Tegal nggak mau kalah dong! selain terkenal sebagai penghasil teh dan tahu acinya, Tegal juga punya  tempat berlibur yang nggak kalah dengan daerah lain lho. Yup, namanya objek wisata Guci.
Guci adalah objek wisata pemandian air panas yang terletak di kaki Gunung Slamet. Yang spesial dari pemandian air panas ini, airnya jernih dan yang pasti nggak berbau belerang seperti pemandian air panas lainnya. Uniknya lagi, Guci mempunyai 25 pancuran air panas yang setiap pancurannya memiliki suhu yang berbeda. Wow!  Ini beberapa nama pancuran yang ada di Guci, pancuran yang di pemandian umum bernama Pancuran 13, lalu ada air terjun Jedor dengan airnya terjunnya yang dingin.
Tunggu dulu kawan, nggak cuma pemandian air panasnya saja menarik,  kalau kamu memang petualang sejati, disini kamu akan menemukan pemandangan yang super keren! Bukit-bukit perkebunan sayur dan persawahan terhampar sepanjang mata memandang, dan ada perkebunan strawberry lho, disini kamu bisa memetik buah strawberry langsung dari tanamannya, tapi jangan lupa bayar ke petaninya ya. He-he-he. Selain itu, Guci juga menawarkan wisata hutan. Sambil jalan-jalan menikmati pemandangan pepohonan pinus, kamu bisa merasakan kesejukan daerah ini. Segarrrr! Kalau kamu malas untuk berjalan kaki, ada kuda yang siap disewakan untuk berkeliling perkebunan dan melihat air terjun.
Buat kamu yang mau bermalam atau menginap, jangan khawatir kawan, disekitar kawan objek wisata banyak terdapat villa dengan harga yang cukup terjangkau. Selamat berlibur!

Muslimat NU London, Prihatinkan TKW di Saudi

LONDON, SPN – Muslimat Nahdlatul Ulama di Inggeris sangat prihatin terhadap nasib tenaga kerja Indonesia yang bekerja di Arab Saudi, apalagi dengan adanya kasus yang menimpa Ruyati yang harus mengorbankan nyawanya untuk menghidupi keluarganya.Keprihatinan itu disampaikan Ketua Muslimat NU di Inggeris , Afrahul Fadhilah Ibrahim kepada Antara London, Jumat , sehubungan dengan dijatuhkannya hukuman pancung terhadap tenaga kerja wanita Ruyati di Arab baru pada hari Sabtu( 18/6).
Kejadian yang menimpa Ruyati, sangat memprihatinkan bangsa Indonesia, ujar istri D Effendi yang sempat bekerja menjadi dosen agama Islam di Politeknik Universitas Sumatra Utara selama tiga tahun sebelum mendapat tugas ke Inggris.
Menurut Bu Fadhilah , demikian Afrahul Fadhilah Ibrahim disapa, kejadian itu mungkin hanya sebahagian kecil saja dari yang dialami dan dirasakan TKW lain yang bekerja di Arab Saudi.
Menurut Fadhilah yang pernah masuk Pesantren Purba Baru di Tapanuli Selatan Sumatra Utara, yang menempanya menjadi seorang juru dakwah, mungkin masih banyak lagi TKW yang bernasib demikian yang diperlakukan kasar oleh majikannya di Arab. Dikatakannya, berbeda dengan di Inggris TKW itu sangat dihargai dan hormati, di Inggris yang jelas-jelas bukan negara muslim, tetapi mereka sangat menghormati TKW.
Bahkan di Inggris, TKW itu mendapat libur satu atau satu setengah hari dalam seminggu . Ada juga yang kerja hanya lima hari seminggu, ujar ibu tiga putri yang berangkat dewasa dan bahkan ada yang lulus dokter.
TKW dipanggil darling Menurut Fadhilah yang aktif di Mesjid Besar London seringkali majikan bertanya kepada dari TKW “are you all right(kamu baik-baik saja kan,, red)”. Hampir sering keluar pertanyaan dari majikannya ”r u ok” kadang2 sampai memanggil pembantu dengan sebutan darling (sayang) .
Tetapi sebaliknya TKW yang bekerja di Arab , boro-boro kalimat “ddarling” malahan sering dipanggil baqarah (lembu). Subhanallah, ujar Fadhilah yang menyelesaikan pendidikannya di Universitas Islam Negeri Sumatra Utara dengan mengambil jurusan Syariah pada 1987. Apalagi sampai ada yang bertanya ”r u ok”(kamu sehat kan, red) kalau mereka bisa mau bekerja selama 24 jam terus- menerus.
Tampak sekali perbedaan yang begitu jauh perlakuan tenaga kerja Indonesia yang bekerja sebagai TKW di Inggris dengan di Arab Saudi. Begitupun dalam hal gaji, kadang-kadang sampai lima bulan tidak terima gaji kerja di Arab. Sedangkan di Inggris mereka menerima gaji setiap minggu dengan gaji yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan di Arab Saudi.
Rumah Fadhilah yang berlokasi di daerah Colindale juga menjadi tempat berbagi bagi anak-anak dan tenaga kerja domestik asal Indonesia yang jumlahnya puluhan bahkan mencapai ratusan di Inggris, baik yang menghadapi masalah maupun hanya sekedar bercerita dan berbuka puasa bersama.
Bahkan di rumahnya pernah diadakan pesta pernikahan seorang pekerja domestik wanita dengan sang kekasihnya dari negara lain. Rumah kontrakannya itu terbuka bagi siapa pun dan selalu disambut dengan hangat.
Berdasarkan pengamatannya ,ia bertanya masihkah Pemerintah Indonesia akan mengirim TKI ke Arab . Rasa sebaiknya menjalin hubungan dengan negara lain yang banyak membutuhkan pembantu termasuk Inggris, Jerman, Paris dan Negara Eropa lainnya. (ant )

Kisah Rosita yang Lolos dari Hukuman Pancung


JAKARTA, KOMPAS.com — Rosita Siti Saadah (29), seorang tenaga kerja wanita asal  Indonesia, yang berhasil lolos dari ancaman hukuman pancung di Persatuan Emirat Arab (PEA), kini bernapas lega. Setelah 20 bulan ditahan di Fujariah, seorang petugas kepolisian membebaskan dan memberikannya tiket pesawat untuk kembali ke Tanah Air. Rosita lantas menggunakan tiket tersebut untuk pulang dan tiba di Indonesia pada 12 Juni 2011. Padahal, saat itu proses pengadilan terhadap kasus persekongkolan pembunuhan yang menjerat Rosita belum sampai pada vonis hakim. Rosita dituduh melakukan persekongkolan untuk membunuh rekannya, sesama pembantu rumah tangga asal Indonesia yang sama-sama bekerja pada Yaser Hasan Mohamed Saif Al Abd.
Dia juga dituduh berpacaran dengan anak majikannya yang bernama Abdalla. Kisah ini dituturkan Rosita kepada para pewarta dalam sebuah diskusi di Kantor Solidaritas Perempuan, Jakarta, Kamis (23/6/2011).
Rosita mengungkapkan, kisah berawal saat Rosita dituduh membunuh rekannya. Padahal,  dia tidak melakukan perbuatan tersebut. "Yang membunuh itu sebenarnya anak laki-laki majikan saya sama dua temannya," kata Rosita.
Peristiwa pembunuhan itu terjadi sekitar 15 Oktober 2009 atau setelah empat bulan dia bekerja pada Yaser. Pada malam itu, kata Rosita, masuk tiga orang laki-laki ke kamar para pembantu rumah tangga. Seorang lelaki mematikan lampu kemudian mendekap Rosita dan rekannya. Lelaki yang mendekap Rosita mengancam akan membunuhnya jika dia berteriak.
"Saya diam saja, tidak lama mereka pergi," katanya.
Setelah para lelaki itu pergi, Rosita lantas membangunkan rekannya yang tampak tertidur. Namun, rekannya itu tidak juga bangun. Rosita mengira rekannya itu telah dibunuh. Ia lantas berteriak memanggil majikannya.
"Baba, Madam, tolong, saya takut," kata Rosita, mengisahkan kejadian yang dialaminya.
Alih-alih bertanya kepada Rosita, majikannya justru memanggil polisi yang kemudian menggiring Rosita ke dalam tahanan. "Di (kantor) polisi saya ditahan, dipukuli, disuruh mengaku, tapi saya tidak mengaku, tidak boleh istirahat. Selama lima hari enggak boleh tidur," ucap ibu beranak satu itu.
Terus didesak, lanjutnya, Rosita akhirnya mengaku telah berpacaran dengan anak majikan yang telah membunuh rekannya itu. Ia mengungkapkan hal itu dengan harapan polisi turut menyeret anak majikannya itu ke penjara.
"Akhirnya dia (anak majikannya) diperiksa. Dia mengaku bunuh," ujar Rosita.
Meski demikian, pengadilan tetap menuduh Rosita bersekongkol melakukan pembunuhan dan melakukan perbuatan zina dengan berpacaran. "Saya kena tuduhan boyfriend, punya pacar," ujarnya.
Setelah sepuluh bulan mendekam dalam tahanan, lanjut Rosita, akhirnya dia menjalani persidangan. Selama tiga kali disidang, Rosita mengaku tidak didampingi siapa pun, termasuk bantuan hukum dari KBRI. Bantuan hukum dari KBRI baru datang pada sidang keempatnya.
"Karena saya belum paham bahasa Arab, saya minta penerjemah dan pengacara," kata Rosita.
Akhirnya, pada Mei 2011 vonis terhadap Rosita dibacakan. Ia dinilai terbukti berpacaran dengan anak majikannya sehingga harus menjalani hukuman enam bulan penjara. Namun, putusan atas tuduhan persekongkolan pembunuhan yang juga dituduhkan kepada Rosita, belum jelas.
"Kalau yang pembunuhan belum ada putusan. Tanggal 14 Juni harusnya masih ada sidang, tapi Rosita sudah di Indonesia," ujar Staf Penanganan Kasus Buruh Migran Solidaritas Perempuan, Vicky Sylvanie, yang mendampingi Rosita.
Pembebasan Rosita tanpa alasan. Demikian pula dengan status hukum Rosita saat ini. "Semua serba tidak jelas karena memang enggak ada berita resminya. Yang pasti tanggal 12 Juni dia sampai di Indonesia," ujar Vicky.
Kendati demikian, Rosita merasa bersyukur bisa kembali berkumpul dengan anak dan suaminya di Karawang. Dia tidak ingin kembali ke Emirat Arab jika suatu hari diminta untuk menjalani proses persidangan lagi.
"Kalau Rosita dimintai saksi meringankan maupun memberatkan, jelas kami menolak," ujar Vicky.
Hanya saja, Vicky berharap agar Pemerintah Emirat Arab menerangkan status hukum Rosita melalui Kementerian Luar Negeri. "Kita menuntut hak Rosita untuk mengetahui status hukumnya," ucap Vicky.
Ia menambahkan, merupakan suatu keanehan karena pihak KBRI tidak mengetahui bahwa Rosita telah kembali ke Tanah Air. "Tanggal 14 Juni kami ke Kemenlu, orang Kemenlu-nya menelepon Konjen di sana, Konjen-nya bilang, Rosita masih di Emirat Arab, padahal ini sudah sampai ke sini," tutur Vicky.
Becermin dari kisah Rosita tersebut, Vicky berharap agar pemerintah, terutama KBRI, lebih memerhatikan nasib warga negaranya yang menjadi buruh migran itu. Kisah Rosita juga memperlihatkan buruknya koordinasi Pemerintah Indonesia dengan Persatuan Emirat Arab.
"Untung enggak tahu dia (Rosita) pulang. Kalau enggak, dia dipancung," kata Vicky.

Dapur Raksasa, 90.000 Hidangan Sehari


Ini sebuah dapur! Dapur yang setiap hari harus menyediakan 90.000 hidangan. Kapasitas dapur ini didesain mencapai 115.000 hidangan setiap harinya. Di dapur ini, para juru masak mampu membuat makanan dari berbagai negara di dunia. Luas dapur ini lebih dari 5 hektar.
Mereka bisa mengerjakan dari mencuci piring hingga menyiapkan makanan untuk kelas eksekutif. Sebanyak 25.000 staf bekerja di tempat ini.
Kunjungan ke dapur ini berawal dari permintaan Kompas kepada Emirates yang mengundang media untuk melihat fasilitas perusahaan penerbangan itu. Permintaan ini muncul karena saat ini Emirates merupakan perusahaan penerbangan terbesar. Setidaknya dengan jumlah total pesawat 155 buah, sebanyak 15 pesawat bertipe Airbus A 380, perusahaan ini merupakan perusahaan terbesar saat ini. Maskapai di bawah Emirates hanya memiliki 108 pesawat dengan 12 pesawat Airbus A 380.
Oleh karena itu, sulit membayangkan bagaimana perusahaan ini menyiapkan makanan untuk para penumpangnya. Makin sulit dibayangkan cara menyiapkan menu karena saat ini Emirates melayani 112 tujuan di 66 negara, yang masing-masing tujuan memiliki penumpang dengan kultur dan kepercayaan berbeda-beda.
Gayung bersambut ketika Emirates menyetujui permintaan itu. Manajer Komunikasi Emirates Matt Howard mengantar Kompas mengunjungi dapur yang bernama Emirates Flight Catering yang tak jauh dari Bandara Internasional Dubai, Uni Emirat Arab. Sejak memasuki fasilitas katering itu, petugas keamanan mengecek mobil dan orang yang masuk. Pagar yang tinggi mengelilingi bangunan itu makin memperlihatkan fasilitas ini sangat vital.
Ketika hendak memasuki bangunan utama, petugas meminta identitas tamu. Tak hanya itu, petugas juga memberi daftar pertanyaan yang harus diisi oleh tamu. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan adalah mengenai penyakit yang tengah diderita tamu, seperti hepatitis, influenza, diare, dan lain-lain. Jika petugas menganggap isian tamu mencukupi, ia akan mempersilakan tamu untuk memasuki pemindai logam. Saat kami hendak dipindai, seseorang mendekati kami.
”Selamat datang di tempat kami. Kami senang Anda mau melihat fasilitas kami,” kata Senior Vice President Emirates Flight Catering Company Duncan Davis menyambut kedatangan kami. Tak hanya kami yang dipindai, bos katering ini juga dipindai.
Davis langsung mengajak kami berkeliling melihat fasilitas dapur. Pertama kali ia mengajak kami ke fasilitas penerimaan bahan mentah dan bahan jadi. Bahan apa pun, mulai dari sayur, daging, daun pisang, hingga minuman ringan, diperiksa dengan pemindai. Sejumlah uji juga dilakukan untuk memastikan bahwa bahan mentah itu tak berbahaya.
Setelah itu, Davis mengajak ke fasilitas penanganan sampah yang dikirim dari troli atau gerobak tempat penyimpanan makanan yang biasa digunakan di pesawat. Jika Anda naik pesawat, pramugari biasa mengambil nampan berisi makanan dari gerobak ini. Jika selesai makan, apa pun yang ada di nampan langsung dimasukkan ke gerobak itu.
Penanganan sampah
Gerobak dari pesawat langsung dimasukkan ke ruang penanganan sampah. Di tempat ini, sampah organik langsung dibuang, sampah anorganik dipilah dan didaur ulang, sementara alat-alat makan, seperti piring, gelas, sendok, dan lain-lain, dikumpulkan. Gerobak juga dikumpulkan. Semua alat itu kemudian dikirim ke alat pencucian. Jumlah dan tingkat kebersihan alat-alat makanan dan minuman itu dikendalikan. Dalam sehari, jumlah alat ini mencapai dua juta.
Sampailah kami ke fasilitas pembuatan makanan. Apabila pencucian dan pemeriksaan bahan mentah mengandalkan mesin, dalam penyiapan makanan sentuhan tangan manusia diperlukan. Makanan seperti makanan pembuka harus ditata dengan teliti sampai urusan hiasan juga rapi. Hal yang menarik adalah masih digunakannya daun pisang sebagai alas makanan untuk penerbangan ke India.
”Kami tetap ingin memberi sentuhan lokal,” kata Davis. Ia pun menambahkan, daun pisang diimpor dari India dan telah dibersihkan sehingga dipastikan aman untuk penumpang pesawat.
Mengenai asal-usul makanan, dalam satu piring bisa terdapat berbagai bahan makanan yang asal-usulnya dari berbagai belahan dunia. Saat itu, Davis mencontohkan sepiring buah yang digunakan untuk makanan penutup yang terdiri dari buah kiwi dari Selandia Baru, nanas dari India, pisang dari Filipina, dan semangka dari salah satu negara di Amerika Latin.
”Semua bahan makanan terpaksa diimpor. Mungkin hanya kurma yang dari sini,” kata Davis sambil tersenyum.
Semua makanan, mulai dari makanan pembuka, makanan utama, makanan penutup, hingga minuman, dibuat oleh masing-masing bagian. Makanan utama secara umum terdiri dari makanan China, makanan Arab, makanan kontinental (Eropa dan Amerika Serikat), Jepang, dan Asia subkontinetal. Meski demikian, ada juga makanan dari Korea Selatan dan beberapa negara lain.
”Kami bertugas untuk makanan-makanan Arab. Kami harus memastikan seluruh makanan dibuat dengan benar. Ini berarti makanan harus aman, higienis, dan berkualitas tinggi,” kata Executive Sous Chef Said El Alam yang khusus mengawasi produksi makanan-makanan Arab.
Di tempat itu juga disiapkan kue dan roti yang biasa digunakan untuk pelengkap menu makanan. Roti dan kue juga disiapkan oleh bagian tersendiri. Petugas memulai pekerjaan dengan mengecek kualitas bahan mentah yang terutama terbuat dari terigu hingga pengolahan bahan mentah itu menjadi produk.
”Kami juga menggunakan pengujian organoleptis yang menentukan tingkat penerimaan konsumen terhadap produk kami. Di samping itu, ada tes yang bersifat kimia dan fisik untuk menguji roti dan kue,” kata Executive Sous Chef Shane Don Buren yang menangani bagian roti dan kue.
Apabila makanan-makanan itu telah selesai dibikin, semua makanan dikirim ke bagian perakitan. Seorang pekerja akan menempatkan mulai makanan pembuka, makanan utama, hingga makanan penutup dalam satu nampan. Setelah itu, mereka akan membungkusnya dengan plastik. Petugas lain akan memasukkannya ke dalam gerobak dan dimasukkan ke truk. Truk ini siap menuju bandara dan memasukkan makanan ke dalam pesawat.
”Dalam setahun empat kali kami akan mengevaluasi menu-menu yang kami buat. Sebuah tim produksi Emirates akan mengusulkan menu yang baru. Ada tim lain yang menguji makanan kami,” kata Davis.
Waktu penyediaan makanan untuk penumpang pesawat biasanya berdasarkan jadwal keberangkatan pesawat. Katering pesawat memastikan dua jam sebelum pesawat lepas landas makanan telah siap. Setelah itu, 55 menit sebelum pesawat lepas landas, makanan telah masuk di dalam pesawat.
Tak hanya untuk penumpang, Emirates Flight Catering juga menyiapkan makanan untuk awak pesawat. Untuk awak pesawat, mereka menyiapkan makanan yang umumnya didominasi makanan yang kaya vitamin dan air. Untuk itu, buah dan sayur banyak disiapkan untuk menu awak pesawat.
”Berdasarkan volume bahan yang kami olah, saat ini kami memang dapur terbesar di dunia. Kami juga merupakan dapur tersibuk di dunia karena harus menyediakan makanan sebanyak itu dan juga menu yang bermacam-macam setiap harinya,” kata Davis.

SBY Menangis, Rakyat Jepang Terharu


TOKYO, KOMPAS.com — Wakil Menteri Luar Negeri Jepang Yutaka Banno, Jumat (24/6/2011), mengatakan, pemerintah dan segenap rakyat Jepang sungguh berterima kasih Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono yang berkenan berkunjung ke kawasan gempa di Prefektur Miyagi, Jepang.
Beliau berkunjung di Kawanuma, salah satu kota dengan dampak gempa dan tsunami terparah. Beliau dan istri menangis melihat kondisi di sana. Sungguh kami sangat terharu.
-- Yutaka Banno

"Beliau berkunjung di Kawanuma, salah satu kota dengan dampak gempa dan tsunami terparah. Beliau dan istri menangis melihat kondisi di sana. Sungguh kami sangat terharu," kata Banno saat menyambut para peserta pertukaran pemuda Jepang-Indonesia JENESYS di Gedung Kementerian Luar Negeri Jepang di Tokyo, hari ini.
Kesamaan pengalaman soal gempa dan tsunami menjadi alasan tersendiri keeratan hubungan antara Jepang dan Indonesia. Kunjungan SBY dan juga program-program kerja sama seperti JENESYS diharapkan mampu menjembatani persahabatan ini.
Kerja sama bilateral, seperti program bantuan pendanaan terhadap berbagai proyek di Indonesia maupun bantuan Indonesia terhadap Jepang, akan terus ditingkatkan, demikian dikatakan Banno.
(Neli Triana dari Tokyo, Jepang)

Gadis Belia Lakoni Layanan Telepon Seks Bertarif Rp 424 Ribu

TRIBUNNEWS.COM - Sejumlah gadis remaja SMP yang bermukim di Kuala Lumpur, Malaysia, mengaku melakoni pekerjaan seks seperti telepon seks bertarif 150 ringgit Malaysia atau senilai Rp 424 ribu sekali telepon.
Dilansir The Star, Jumat (24/6/2011), siswi ini juga mengirimkan foto bugil mereka ke para pria hidung belang ini dengan tarif 10 ringgit atau Rp 28 ribu Malaysia per foto.
Para gadis belia ini mencari mangsanya melalui SMS dan juga layanan pesan singkat internet seperti Yahoo!.Bahkan, ada pula remaja putri yang memasang tarif sebesar 3.000 ringgit Malaysia (Rp 8,4 juta) selama sebulan untuk para pelanggan yang ingin mem-booking secara ekslusif.
Bahkan satu di antaranya memasukkan daftar layanan itu dengan mengatakan memilih melacur demi membeli iPhone. Kebanyakan siswi ini berasal dari Johor Baru, Malaka, Kuala Lumpur, dan Penang. Sejumlah bukti yang berhasil dikumpulkan ini kemudian diserahkan ke kepolisian negara bagian Johor.

Prediksi Kiamat, Nabi Palsu Wang Didenda Rp 11,7 Juta


TRIBUNNEWS.COM - Seorang pria yang mengaku sebagai nabi dinyatakan bersalah setelah membuat panik dengan ramalan kiamat yang ternyata gagal. Demikian diberitakan The China Post, pekan ini.

Wang Chao-hung, dikenal dengan nama Guru Wang dikenai denda sebesar 4.173 ringgit Malaysia (Rp 11,7 juta) di pengadilan distrik Nantou, Taiwan.

Hakim memutuskan Wang (55) bersalah karena melanggar Social Order Maintenance Law karena prediksinya tentang sebuah gempa parah yang membuat pulau itu hilang.

Dalam sebuah wawancara, Wang mengklaim jika 10:42.37 (lokal) pada 11 Mei gempa berkekuatan 14 skala Richther (SR) dan kemudian diikuti tsunami setinggi 170 meter dan akan menghilangkan pulau tersebut dari muka bumi serta menewaskan penduduk di negara itu yang jumlahnya mencapai satu juta jiwa.

Ratusan pengikut Wang kemudian pindah ke Nantou dan tinggal di penampungan yang terbuat dari kontainer kargo. Namun ternyata tak terjadi apa-apa dan ia terpaksa mengaku jika dirinya membuat keputusan itu dipengaruhi oleh alkohol.

Meski ia menyalahkan media karena membesar-besarkan berita namun hakim menyatakan bahwa prediksi
Wang membuat warga di negara itu panik dan ketakutan.

Lolos dari Perompak Somalia, Gaji olos dari Perompak Somalia, Gaji Setahun 9 ABK Raib Setahun 9 AB


TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pusat Bantuan Hukum Tenaga Kerja Indonesia (PBHTKI) mendesak pemerintah untuk memperhatikan sembilan korban perampok Somalia. Alasannya, gaji setahun bekerja raib lantaran dipulangkan setelah kapal mereka dibajak perompak Somalia.
Ke sembilan ABK itu antara lain, Edi Supriyanto (28), Yasno (30), Octiansah (34), Amier Hidayat (37), Slamet Riyadi (29), Saparudin (23), Japar (27), Agretas Bertolomeos (37), dan Ahmad Yani (31).
"Ibarat sudah jatuh tertimpa tanggap pula. Mereka dipulangkan tanpa digaji selama 1 tahun bekerja dan asuransi sebagai mana diatur dalam surat perjanjian kerjasama ABK," kata Benhard Nababan, Ketua PBHTKI, usai beraudiensi dengan Komisi IX DPR, Jumat (24/06/2011).
Untuk diketahui, Pada 28 Maret tahun lalu, kapal tempat mereka bekerja dibajak gerombolan perompak Somalia. Beruntung, kapal perang Amerika USS Halyburton FFG 40 berhasil membebaskan mereka bersama empat warga lainnya. Setelah lolos, mereka pun diserahkan ke KBRI Muscat Oman.
Dijelaskan, sekembali ke Indonesia, sembilan orang ABK ini pun mengadu ke Direktorat WNI dan BHI Kemenlu, Kemenhub, BNP2TKI, dan Kemenakertrans.
Bukan sekedar mengadu, sembilan ABK yang direktrut PT Surya Mitra Bahari melalui agency Jia Feng Yi Co LTD pun kini menjadi bidikan.
"Kami berencana mempidanakan PT Surya Mitra Bahari atas dugaan praktek tindak pidana perdagangan orang. Selain itu, kami pidanakan karena tidak memiliki surat ijin pelaksana penempatan tenaga kerja. Termasuk, dugaan penggelapan gaji ABK," kata Benhard.

Manusia Terbau, Tidak Mandi 37 Tahun


TEMPO Interaktif, Varanasi - Sebagian besar manusia mandi sehari dua kali untuk membersihkan tubuh dari keringat dan kotoran. Namun, seorang pria India bernama Guru Kailash Singh menolak untuk mandi. Parahnya, Singh bukan tidak mandi sehari atau dua hari, tapi selama 37 tahun.

Pria 65 tahun asal Desa Chatav yang bekerja di pinggiran Sungai Gangga memilih mati daripada mandi. Ia pun tak peduli meski istrinya mengancam tidak mau tidur seranjang dengannya.

"Ia melawan kami dan lari. Kami sudah mencoba memaksanya beberapa kali supaya mandi, tapi kami tidak dianggap," kata istrinya Kalavati Devi, 60 tahun, seperti yang dikisahkan oleh Daily Mail, Jumat 24 Juni 2011.

Kailash Singh ini sehari-hari bekerja merawat sapi di pinggiran Sungai Gangga dengan temperatur rata-rata 47 derajat celcius. Ia mengakui tetangganya sering menertawakannya, tetapi ia mengklaim apa yang ia lakukan berdasarkan kehendak Tuhan.

Kailash Singh mulai tidak mandi sejak tahun 1974. Ia juga tidak pernah memotong rambut dan jenggot gimbalnya hingga mencapai panjang hampir dua meter. Ia menuruti saran seorang pendeta yang menjanjikan ia akan mendapatkan anak lelaki dan warisan yang bernilai jika ia mengikuti nasehatnya.

Ia selalu diolok-olok oleh tetangganya. Ia tidak akan bisa membujuk istrinya untuk punya anak. Nyatanya, ia punya tujuh anak perempuan dan tak punya seorang anak lelaki pun seperti yang dijanjikan pendeta.

Meski sering mendapat olok-olok, Kailash tak peduli. Ia menganggap orang-orang tidak memahaminya dan ia tidak akan mengubah pendiriannya. Ia juga mengakui, istrinya juga tidak suka dengan pilihannya. Tetapi sebagai istri yang baik, menurut Kailash, Kalavati harus bisa tahan.

Kailash punya cara sendiri untuk membersihkan diri. Ia tidak mandi dengan air, melainkan dengan menggunakan asap yang ia lakukan setiap sore. Menurutnya, asap itu bisa menghilangkan keringat.

Anaknya yang berusia 16 tahun, Pooja, mengatakan ayahnya menjadi terkenal karena kebiasaan tidak mandi itu. "Teman sekolah saya penasaran dan ingin melihat ayah saya," katanya. Mereka bertanya-tanya bagaimana bisa hidup sekian tahun dengan orang yang tidak pernah mandi.

Awalnya Pooja masih suka marah dengan kebiasaan ayahnya itu, tapi lama-kelamaan ia tidak bisa melakukan apapun untuk mengubah kebiasaan ayahnya. Ayahnya hanya bersentuhan dengan air ketika membersihkan mulut dan kaki saja.

Inilah Algojo Pancung Termasyhur di Arab Saudi


TEMPO Interaktif, Mekkah - Namanya Abdallah bin Said al-Bishi. Ia mewarisi profesi ayahnya sebagai algojo pancung bagi terpidana mati di Arab Saudi. Boleh dibilang ia merupakan algojo paling masyhur. Stasiun televisi dari Libanon, LBC TV, pernah menyiarkan wawancara khusus dengan Abdallah pada 4 November 2006.

Algojo seperti Abdallah inilah yang bertugas mencabut nyawa terpidana mati, termasuk Ruyati binti Satubi, yang dipancung Sabtu pekan lalu. Jumlahnya memang tidak diketahui pasti, setidaknya ada enam algojo yang ditunjuk Pemerintah Arab Saudi. Abdallah ditempatkan untuk Kota Mekkah.

Abdallah memulai tugas pertamanya pada 1991, sepekan setelah ayahnya, Said al-Bishi wafat. Umurnya waktu itu 32 tahun. Ia sempat terkejut setelah beberapa pejabat dari Kementerian Dalam Negeri menunjukkan surat pengangkatannya sebagai algojo. Hari pertama, ia langsung memancung tiga orang.

Dengan pedang bernama “Sultan” warisan ayahnya, ia mengaku gugup saat pertama memenggal kepala orang. Pedang Sultan berbentuk melengkung seperti bulan sabit dengan panjang setengah meter. “Tiap orang sedikit gugup saat memulai pekerjaan barunya dan takut gagal,” kata Abdallah. Hingga kini, ia mengaku telah memancung lebih dari 100 kepala.

Di masa kecil, Abdallah pernah menyaksikan ayahnya memenggal kepala seorang pembunuh di depan gerbang Raja Abdul Aziz. Ia datang bersama ayahnya karena ingin melihat organ pencernaan seperti yang ia pelajari di sekolah. "Namun, yang saya lihat kepala manusia melayang, dari lehernya ada pancaran darah seperti sumur dan kemudian jatuh. Cukup dan saya tak tahan lagi,” ujarnya. Malamnya, ia susah tidur dan sekali bermimpi buruk

Sesuai syariat Islam, Saudi menerapkan hukum pancung terhadap terpidana mati kasus pembunuhan. Eksekusi bisa batal jika keluarga korban memaafkan dan pelaku diharuskan membayar diyat (uang pengganti) yang ditetapkan oleh keluarga korban.

Menurut ahli psikologi dari Kementerian Dalam Negeri Saudi, Dr Turki al-Atyan, syariat Islam memerintahkan hukuman mati dilaksanakan dengan cara dipenggal, bukan digantung atau ditembak. Ia mengungkapkan Saudi pernah menerapkan hukuman mati dengan cara ditembak.

Untuk memuluskan tugasnya, Abdallah hanya memakai pedang produksi Jowhar karena terbuat dari besi keras yang tidak mudah patah dan memang khusus untuk memancung kepala. Jowhar adalah sebuah kota kecil di Somalia, sekitar 90 kilometer sebelah utara Ibu Kota Mogadishu.

Cara memenggal pun ada dua: horizontal dan vertikal. Masing-masing memerlukan pedang khusus. Ia menyebut “Qaridha” sebagai pedang spesialis pancung dengan cara vertikal.

Ayah tiga anak ini mengaku tidak merasa berbeda saat akan memancung lelaki atau perempuan. Bahkan, ia mengaku pernah memenggal kepala teman-temannya yang menjadi terpidana mati. “Perbedaannya, kadang pria (yang akan dipenggal) tidak bisa mengendalikan kegelisahannya sehingga bingung duduk atau berdiri,” ujar Abdallah.

Selain memenggal kepala, Abdallah juga melaksanakan hukuman potong tangan atau kaki. Bedanya, kalau pancung, korban tidak dibius sama sekali, sedangkan potong tangan dibius lokal.

Ia menegaskan syarat utama menjadi algojo penggal adalah tidak boleh merasa iba terhadap orang yang akan dipancung. “Jika saya merasa iba, ia akan menderita. Bila hati ini merasa kasihan, tangan bakal gagal,” katanya.

Boleh jadi, profesi sebagai algojo pancung seperti pekerjaan turun-temurun bagi keluarga Al-Bishi. Menurut Abdallah, putra sulungnya, Badr, sudah dilatih menjadi algojo dan akan diangkat untuk bertugas di Ibu Kota Riyadh.

Jika Berbohong, Marty Diminta Mundur dari Jabatan Menlu


TEMPO Interaktif, Jakarta - Legislator PDI Perjuangan, Tubagus Hasanuddin, mengaku kaget atas pemberitaan yang menyebutkan bahwa Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia, Abdulrahman Mohamed Amen Al-Khayyat, mengatakan Pemerintah SaudiMohamed Amen Al-Khayyat, mengatakan Pemerintah Saudi tidak pernah meminta maaf atas hukuman pancung terhadap Ruyati binti Satubi. Padahal sebelumnya, dia mendapat informasi langsung dari Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa yang menyatakan bahwa Pemerintah Saudi mengaku lalai dan meminta maaf atas eksekusi terhadap Ruyati.

"Saya dapat info dari Pak Marty di Istana mengatakan Pemerintah Saudi tidak pernah meminta maaf atas hukuman pancung terhadap Ruyati binti Satubi. Padahal sebelumnya, dia mengatakan Pemerintah Saudi tidak pernah meminta maaf atas hukuman pancung terhadap Ruyati binti Satubi. Padahal sebelumnya, dia mendapat informasi langsung dari Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa yang menyatakan bahwa Pemerintah Saudi mengaku lalai dan meminta maaf atas eksekusi terhadap Ruyati.

"Saya dapat info dari Pak Marty di Istan

"Saya dapat info dari Pak Marty di Istana yang menyatakan, 'Pak Hasanuddin, Pemerintah Saudi Arabia melalui dubesnya sudah minta maaf atas kelalaian mereka dan berjanji tidak akan mengulangi'," kata Tubagus, Jumat, 24 juni 2011. Tubagus menceritakan percakapannya dengan Marty usai rapat konsultasi antara Presiden SBY dan pemimpin DPR pada Kamis, 23 Juni 2011.

Tubagus menyampaikan hal itu kepada wartawan ketika ditemui di ruang Fraksi PDI Perjuangan di lantai 7 gedung Nusantara I DPR, Jumat, 24 Juni 2011. "Saya minta maaf kalau ternyata kesalahan ada di pihak Arab Saudi," kata Tubagus yang sempat menganggap kelalaian ada di pihak pemerintah.

Namun, Pemerintah Arab Saudi melalui Kedutaan Besarnya di Indonesia ternyata menyangkal keterangan yang disampaikan Marty. Mereka mengaku tidak pernah menyampaikan permohonan maaf atas kelalaian dalam eksekusi pancung Ruyati. "Kalau melakukan pembohongan publik, sebaiknya (Marty) mengundurkan diri," kata Tubagus.

Marty sendiri enggan memberikan komentar soal permintaan maaf Al-Khayyat, yang menyatakan sebagai perwakilan Pemerintah Arab di Indonesia. Al-Khayyat meminta maaf atas dieksekusinya Ruyati binti Satubi. "Tak ada lagi yang perlu saya sampaikan, masalah itu semua sudah cukup faktual," kata Marty di Kantor Presiden, siang tadi.

Sebelumnya, Marty menyatakan bahwa Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia minta maaf ke Pemerintah Indonesia dalam pernyataan persnya bersama Presiden SBY, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar, dan Menteri Hukum dan HAM Patrialis Akbar. Hal ini dilakukan saat Marty memanggil Dubes Arab Saudi.

Pemerintah Indonesia juga menyampaikan surat protes soal tindakan tegas atas eksekusi Ruyati tanpa pemberitahuan ke pemerintah. Ruyati binti Satubi tewas setelah dieksekusi pancung Sabtu pekan lalu. Hukuman ini dijatuhkan karena Pengadilan Arab menyatakan Ruyati membunuh majikannya. Keluarga majikan Ruyati tidak mau memaafkan untuk membatalkan hukuman mati Ruyati.