Cari Blog Ini

Senin, 31 Oktober 2011

Robot "Bunglon" Berlidah Gesit


KOMPAS.com - Tomofumi Hatakeyama dan Hiromi Mochiyama dari Universitas Tsukuba, Jepang, mengembangkan "Robot Bunglon". Keduanya mempresentasikan pengembangan itu dalam ajang IEEE International Conference on Intelligent Robots and Systems di San Fransisco minggu lalu.
Hingga saat ini, bentuk final robotnya belum jadi. Namun, keduanya sudah mengembangkan bagian robot yang paling penting, yakni lidah. Bagian lidah direncanakan bisa segesit lidah bunglon asli yang bisa menjulur dan menangkap mangsa hanya dalam 0,03 detik.
Sistem lidah yang digunakan menurut dua peneliti itu sederhana, yakni mengandalkan pada sistem seperti meriam. Sistem itu bisa menembakkan proyektil magnetik yang terhubung dengan badan robot, tepatnya sebuah kawat yang tipis dan elastis.
Uji coba telah dilakukan. Menurut peneliti, lidah itu bisa mengambil magnet yang berjarak 70 cm dalam 10 detik. Dalam waktu 10 detik kemudian, lidah robot itu juga bisa membawa magnet tersebut pada posisi robot berada.
Hasil uji coba sebenarnya cukup bagus. Namun, sepertinya lidah robot itu belum mampu menggantikan kemampuan lidah bunglon aslinya. Pertama, karena lidah itu hanya bisa "menangkap" benda yang bersifat magnetik dan masih butuh "bimbingan" untuk menembak benda.
Peneliti berharap, Robot Bunglon nantinya memiliki lidah yang bisa menjangkau benda sejauh 10 meter. target yang mengejutkan memang, tapi bukan berarti tak mungkin. Untuk melengkapi kekurangan, sensor laser mungkin akan ditambahkan.
Lalu, untuk apa robot itu? Peneliti berencana untuk meletakkan robot itu pada alat gerak untuk membuatnya mampu menangkap dan membuang kecoa dan binatang lain yang mengganggu. Belum jelas apakah robot ini nantinya bisa berubah warna pula seperti bunglon.

Merawat Bahasa Indonesia

Oleh Salahuddin Wahid
Dari tiga butir Sumpah Pemuda, mungkin sumpah ketiga yang tidak banyak mengandung masalah.
Kita mengaku bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia. Namun, tanah yang satu itu sudah banyak yang dikuasai oleh pihak luar negeri, lebih banyak untuk kepentingan mereka dibandingkan dengan untuk kepentingan anak bangsa (kecuali segelintir pejabat dan pengusaha). Kesatuan wilayah Tanah Air itu kita pertahankan dengan kekerasan terhadap anak bangsa di sejumlah tempat yang memprotes ketidakadilan.
Kita mengaku berbangsa yang satu, yaitu bangsa Indonesia, tetapi rasa berbangsa satu itu kian menipis. Sejumlah daerah ingin melepaskan diri dari bangsa Indonesia karena merasa diperlakukan tidak adil.
Kondisi bangsa kita amat menyedihkan sehingga makin banyak yang mengatakan bahwa kita adalah ”bangsa kuli dan kulinya bangsa-bangsa”. Jarang ada tulisan yang bernada positif tentang kondisi bangsa Indonesia.
Kita bertekad bahwa sebagai putra dan putri Indonesia, kita akan menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Tampaknya butir ketiga dari Sumpah Pemuda itulah yang masih tersisa dari ketiga butir Sumpah Pemuda. Memang ada sejumlah masalah dalam perkembangan bahasa Indonesia, tetapi secara keseluruhan masih bisa dianggap baik.
Pilihan yang tepat
Semula Mr Mohammad Yamin mengusulkan bahasa Melayu, bukan bahasa Indonesia, dengan alternatif bahasa Jawa. Namun, Sanusi Pane menolak. Menurutnya, bahasa persatuan bagi nusa dan bangsa Indonesia haruslah bahasa Indonesia, bukan bahasa Melayu ataupun bahasa Jawa.
Pilihan para pemuda terhadap bahasa Melayu sebagai bahan baku bahasa Indonesia adalah pilihan yang tepat. Kebesaran jiwa para pemuda dari suku Jawa untuk tidak mengusulkan bahasa Jawa perlu dihargai. Para cendekiawan dari berbagai daerah di Nusantara itu memahami bahwa bahasa Melayu adalah lingua franca yang betul-betul hidup di seluruh wilayah Nusantara.
Dari prasasti yang ditemukan di Palembang, Sumatera Selatan, (683 Masehi), dapat diketahui bahwa bahasa Melayu (kuno) sudah digunakan sebagai alat komunikasi masyarakat pada saat itu. Prasasti itu menggunakan bahasa Melayu kuno dalam tulisan menggunakan aksara Pallawa. Karena Kerajaan Sriwijaya punya pengaruh luas di Nusantara, warga di wilayah Nusantara yang berinteraksi dengan Sriwijaya juga memakai bahasa Melayu.
Sriwijaya maju dalam kesusastraan dan ilmu pengetahuan (agama). Pada abad XIV, Kerajaan Malaka merdeka. Malaka punya pengaruh besar pada wilayah timur Nusantara. Penyebaran bahasa Melayu sejalan dengan penyebaran agama Islam. Namun, perkembangan bahasa Melayu tidak menghilangkan bahasa daerah.
Penjajah Belanda mengalami kesulitan berkomunikasi dengan warga di berbagai daerah yang punya dialek lokal. Satu-satunya pilihan adalah menggunakan bahasa Melayu. Menurut Brugmans, yang dikutip dalam buku Suhendar (1998), bahasa Melayu digunakan Belanda untuk mengadakan perjanjian dengan raja-raja taklukan, penyebaran agama Kristen, dan komunikasi antara penduduk pribumi dan Belanda.
Memang ada upaya dari Prof Kem pada 1890 untuk menghambat perkembangan bahasa Melayu. Dia menyerukan dibentuknya lembaga propaganda bahasa Belanda untuk meningkatkan derajat sosial bangsa Bumiputera dengan berbahasa Belanda dan juga derajat pekerjaan mereka.
Bukan tanpa masalah
Bahasa Indonesia telah menjadi bahasa pengikat dan bahasa persatuan bagi bangsa Indonesia. Sutan Takdir Alisjahbana menyebutnya sebagai salah satu mukjizat abad ini.
Bahasa Indonesia telah ditetapkan oleh UUD 1945 menjadi bahasa negara. Di beberapa negara, bahasa Indonesia telah dipelajari. Namun, tidak berarti bahwa keberadaan bahasa Indonesia bukan tanpa masalah.
Pada 2010, kita membaca berita bahwa banyak ketidaklulusan siswa SMA/MA/SMK dalam ujian nasional disebabkan oleh kegagalan dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. Fakta itu menunjukkan bahwa mutu guru mata pelajaran Bahasa Indonesia amat rendah sehingga tidak mampu memberi kemampuan minimal untuk bisa lulus.
Perlu dikaji apakah hal itu terjadi karena kurikulum yang ada atau memang karena rendahnya mutu guru. Pelajaran Bahasa Indonesia tak mendapat perhatian memadai dari siswa dan juga guru-guru. Jarang kepala sekolah yang memperhatikan rendahnya angka siswa dalam ujian nasional mata pelajaran Bahasa Indonesia.
Salah satu faktor yang mengganggu perkembangan bahasa Indonesia ialah pengaruh ”bahasa gaul”. Kalau itu dilakukan dalam bahasa lisan, SMS, Twitter, atau dalam pertunjukan di panggung dan televisi, masih bisa kita pahami. Namun, ternyata di dalam tugas mahasiswa dan makalah juga digunakan bahasa gaul semacam itu.
Kalau praktik semacam itu terus dibiarkan, kita khawatir kemampuan berbahasa Indonesia yang baik dan benar oleh para tamatan universitas akan menurun. Kalau hal tersebut terus terjadi, bukan tidak mungkin suatu hari kelak kita sulit memahami laporan yang ditulis oleh para sarjana lulusan perguruan tinggi di negeri ini.
Kebiasaan buruk lain ialah kegemaran menyerap bahasa asing, khususnya Inggris, di dalam percakapan sehari-hari atau pidato oleh para pejabat, termasuk (maaf) oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Bahkan untuk kata-kata yang sudah ada dalam perbendaharaan bahasa Indonesia, kita juga memakai kata-kata Inggris. Misal kata ”klir” dalam kalimat, ”Masalah itu sudah klir.” Bukankah kita bisa memakai kalimat, ”Masalah itu sudah jelas.” Kita tentu tidak bisa menghindar dari menyerap kata asing, tetapi hendaknya hal itu dilakukan jika memang benar-benar terpaksa.
Rendahnya minat terhadap bahasa Indonesia sedikit banyak akan berpengaruh terhadap minat baca. Studi 0rganization for Economic Co-operation and Development (OECD) pada 2006 menunjukkan bahwa kemampuan membaca anak-anak Indonesia baru mencapai angka 392, jauh di bawah kemampuan rata-rata negara-negara OECD yang ada di angka 492.
Kalau bangsa kita kurang banyak membaca bahan bacaan yang bagus, bisa kita bayangkan seperti apa jadinya bangsa ini di masa depan. Karena itu, kita perlu berjuang untuk merawat bahasa Indonesia sebagai salah satu nikmat dan anugerah Allah kepada bangsa Indonesia. Juga perlu berjuang menumbuhkan minat baca untuk meningkatkan budaya keberaksaraan bangsa.
Salahuddin Wahid Pengasuh Pesantren Tebuireng

Para Elite Pun Masih "Menginggriskan" Bahasa Indonesia

JAKARTA, KOMPAS.com — Penggunaan bahasa Indonesia semakin meluntur. Kebanggaan para elite dan pejabat menggunakan bahasa Indonesia pun dinilai semakin meluntur. Kepala Badan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Agus Dharma mengatakan, para elite, baik di level eksekutif, legislatif, maupun yudikatif, cenderung tak menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar.
Perhatikan contoh para elite kita yang berbicara dalam bahasa Indonesia. Sudah diajarkan dengan baik, masih diulangi dengan bahasa Inggris. Malu kita.
"Dari perkataan-perkataan mereka, ada kecenderungan tidak bangga menggunakan bahasa Indonesia," kata Agus.
Agus menilai, para elite yang seharusnya memberikan contoh penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar saat ini justru lebih banyak menyelipkan bahasa asing, terutama Inggris, dalam kata-kata yang diucapkan. Agus mengatakan, hal ini menunjukkan adanya kemunduran besar dalam penggunaan bahasa Indonesia.
"Perhatikan contoh para elite kita yang berbicara dalam bahasa Indonesia. Sudah diajarkan dengan baik, masih diulangi dengan bahasa Inggris. Malu kita" ujarnya.
Ia menjelaskan, padahal pada Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 16 Tahun 2010 tentang Penggunaan Bahasa Indonesia dalam Pidato Resmi Presiden dan/atau Wakil Presiden serta Pejabat Negara Lainnya mengharuskan untuk menggunakan bahasa Indonesia di dalam atau di luar negeri. Nantinya akan keluar Peraturan Pemerintah (PP) turunan dari Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009. PP itu akan melahirkan perpres, dan kemudian peraturan menteri (permen) tentang pedoman penggunaan bahasa Indonesia.
"Para elite harus menggunakan bahasa Indonesia, kecuali ketika di luar negeri dan tempatnya mewajibkan bahasa lain," kata Agus

Ketika Anak Selalu Terlambat Datang Sekolah

REPUBLIKA.CO.ID, Sudah pukul 7 Andy belum juga bangun, belum shalat subuh dan belum siap-siap mandi. Alhasil, Andy terlambat lagi masuk sekolah seperti hari-hari sebelumnya. Ibunya Andy akhirnya menerima surat teguran dari sekolah untuk yang kedua kalinya. Problem Andy sebenarnya tergolong tidak berat diabanding masalah teman-temannya. Andy hanya sering terlambat datang ke sekolah dan selalu lupa bawa buku PR. Sementara masalah teman-teman Andy yang lain untuk anak remaja seusianya seperti merokok, mem-bully kawan bahkan pulang nongkrong di mal. Hal ini tidak pernah dilakukan oleh Andy. Dari segi akademis Andy tergolong baik-baik saja. Andy mampu mengikuti pelajaran dengan baik walaupun belum pernah meraih rangking pertama atau 5 besar sekalipun. Namun Andy tidak terlalu payah mengikuti pelajaran karena hampir semuanya dapat diikutinya dengan baik. Tidak ada yang merisaukan prilaku Andy kecuali kebiasaannya yang selalu bangun kesiangan dan selalu terlambat masuk sekolah. Sebenarnya sudah berbagai macam cara dilakukan oleh ibunya untuk mengatasi masalah itu. Namun Andylah yang susah untuk merubahnya. Memarahi, kesal bahkan mengancam sudah dilakukan ibunya Andy, namun jawaban Andy simple saja yaitu, "mengantuk yaa mengantuk, tidak bisa dirubah lagi." Akhirnya ibunya mencoba mencari cara lain agar Andy tidak terlambat lagi datang ke sekolah. Agar tidak kesiangan ibunya meminta Andy untuk tidur lebih awal dimalam hari. Karena menurut ibunya Andy, cara ini dapat membuat Andy bangun juga lebih awal. Untuk anak-anak remaja seusia Andy memang susah sekali tidur di awal waktu. Oleh karena itu, apa yang harus orangtua lakukan sebaiknya adalah menyibukkan anaknya dengan berbagai kegiatan di sore hari yang utamanya aktivitas yang bersifat fisik, seperti main bola, taekwondo atau bela diri lain yang dapat menguras tenaga. Atau bisa juga dengan mengajak anaknya untuk bermain basket ball, tenis atau apa saja yang penting si anak mengikuti kegiatan fisik yang mengerahkan tenaga dan membuat lelah. Ketika tubuh si anak lelah maka biasanya si anak ingin segera sampai rumah, lalu mandi, makan dan tidur. Dengan cara ini Insya Allah berhasil untuk membuat anak remaja kita tidur lebih awal dan kemudian bangun juga lebih awal dan diharapkan tidak akan terlambat bangun lagi.

Sabtu, 29 Oktober 2011

Turis Jerman Dimakan Para Kanibal?

 Daily Mail Stefan Ramin dan Heike Dorsch di salah satu lokasi menarik yang mereka kunjungi sebelum        episode yang mengerikan itu.

NUKU HIVA, KOMPAS.com - Seorang pelaut yang tengah keliling dunia dikhawatirkan telah dimakan para kanibal dalam persinggahannya di sebuah pulau di South Sea, Polinesia Perancis, Pasifik. Sisa-sisa bakaran yang ditemukan di bara api unggun di satu titik di pulau itu diyakini merupakan bagian dari tubuh pelaut tersebut yang sejatinya seorang business adviser berusia 40 tahun bernama Stefan Ramin.
Sejumlah media internasional Minggu (16/10/2011) melaporkan, Ramin tampaknya telah pergi ke sebuah perburuan kambing tradisonal di hutan setelah melego jangkar di Nuku Hiva di Polinesia Perancis. Pacarnya, Heike Dorsch, 37 tahun, mengatakan, dia melihat Ramin berangkat dengan seorang pemandu lokal, bernama Henri Haiti. Namun, kata Dorsch, hanya pemandu itu yang kembali. Pemandu tersebut memberitahu Dorsch, "Telah terjadi kecelakaan. Dia (Ramin) membutuhkan bantuan."
Namun, sebelum Dorsch bergegas ke hutan, perempuan itu menyatakan, Haiti merantainya ke pohon dan memperkosanya. Dorsch berhasil melarikan diri beberapa jam kemudian dan memberitahukan petugas keamanan. Mereka lalu memulai pencarian selama tujuh hari guna menemukan Ramin.
Pekan lalu, tim pencari yang beranggota 22 orang polisi menemukan serakan abu di sebuah lembah. Di antara bara api terdapat tulang-tulang, termasuk sebuah tulang rahang, gigi dan logam yang meleleh, yang diyakini sebagai tambalan gigi. Para penyidik yakin, sesosok "tubuh manusia telah dipotong-potong dan dibakar' di situ.
Haiti masih hilang dan para tentara dari teritori luar negeri Perancis telah bergabung dengan polisi untuk mengejar pemandu tersebut.
Apa yang diyakini sebagai sisa-sisa tubuh itu telah diterbangkan ke sebuah rumah sakit di Papeete, ibukota Polinesia Perancis. Dari sana sisa-sisa itu akan diteruskan ke Paris untuk dilakukan analisis DNA demi membuktikan apakah sisa-sisa tersebut benar-benar bagian dari tubuh Ramin atau bukan.
Sejak tahun 2008, Ramin yang berasal dari Haselau, Schleswig-Holstein, Jerman utara itu berlayar keliling dunia dengan menggunakan catamaran (perahu berlabung ganda) bersama Dorsch. Di Facebook, Ramin menulis minatnya 'bepergian, berlayar, kiting, kitesurfing, windsurfing, selancar, menyelam ... pokoknya segala sesuatu yang orang dapat lakukan di permukaan dan di bawah air".
Pasangan itu menggunakan sebuah blog online untuk melaporkan perkembangan kegiatan mereka kepada teman-teman dan kerabat. Bulan lalu mereka melego jangkar di Nuku Hiva, pulau terbesar dari kepulauan Marquesas yang selama berabad-abad telah tercantum dalam banyak laporan tentang kanibalisme.
Kepala penyidik Perancis, José Thorel, yang bermarkas di Tahiti, tidak menutup kemungkinan bahwa sisa-sisa tersebut merupakan bagian dari mayat Ramin. Namun ia mengatakan, uji tes DNA bisa memakan waktu berminggu untuk mendapat hasil.
Koran Jerman, Bild, mengatakan, Haiti merupakan 'tersangka kanibal'. Laporan dari pulau itu, tambah koran tersebut, menyebutkan, "Abu dari api unggun itu tersebar hingga beberapa meter. Di dalam abu itu terdapat tulang dan gigi palsu. Baunya terasa seperti daging terbakar. Di sekitar perapian pakaian bertebaran. Seorang jaksa mengatakan, (Ramin) kemungkinan dibunuh oleh seorang kanibal dan bagian-bagian dari tubuhnya dimakan."   Selain dalam film horor, kanibalisme hampir tidak pernah terdengar lagi di dunia modern. Suku Korowai di Papua Nugini merupakan salah satu suku terakhir yang masih hidup yang makan manusia sebagai sebuah praktik budaya. Jumlah mereka kini tinggal sekitar 3.000 orang. Mereka hidup di daerah yang sangat terpencil. Suku itu tidak mengetahui keberadaan orang lain selain diri mereka sendiri hingga tahun 1970. Daily Mail melaporkan, ada klaim bahwa kaum Korowai langsung memakan otak manusia, selagi masih hangat. Namun klaim itu belum diverivikasi.

Testis Pria Ini Beratnya 50 Kilogram


LAS VEGAS, KOMPAS.com — Seorang pria Las Vegas, Amerika Serikat, menderita penyakit yang menyebabkan testisnya membesar hingga mencapai berat 50 kilogram.
Setelah selama ini menyembunyikan kondisinya, pria bernama Wesley Warren Jr itu memutuskan untuk mengungkapnya kepada publik. Hal itu dilakukan karena dia memerlukan uang hingga 1 juta dollar AS (sekitar Rp 8,8 miliar) untuk biaya operasi.
Kondisi yang ia alami disebut scrotal elephantiasis. Testisnya membesar di luar ukuran normal sehingga mengganggu aktivitasnya.Menurut lelaki 47 tahun tersebut, dia mengalami kondisi itu sejak tiga tahun lalu.
"Sangat susah untuk bergerak. Jadi, saya lebih banyak tinggal di rumah," katanya kepada Las Vegas Review-Journal.
Dengan risiko ditertawakan orang, Warren memberanikan diri mengungkap kondisinya kepada publik melalui sebuah acara di radio dan televisi yang dipandu pesohor Howard Stern.
"Siapa sih yang dianggap aneh? Tetapi, saya memperhitungkan, acara Stern ini didengar oleh jutaan orang dan mereka mungkin mau menolong saya. Saya berharap ada jutawan atau miliarder yang mau membantu," ucapnya.
Kondisi yang dialami Warren sebenarnya jarang ditemui di luar wilayah tropis Afrika dan Asia. Penyakit itu biasa dipicu infeksi akibat gigitan nyamuk.
Namun, Warren mengatakan, dia tidak pernah bepergian ke daerah tropis. Dia yakin kondisi itu diakibatkan kecelakaan yang ia alami pada 2008.
Warren berkisah, testisnya itu terjepit kakinya secara tidak sengaja ketika tubuhnya terpelintir di tempat tidur. Esoknya, ujar Warren, testisnya itu membesar hingga "seukuran bola sepak" sampai sekarang.
Saat itu, dia langsung memeriksakan diri ke rumah sakit University Medical Center. Dia mendapat antibiotik selama dua minggu karena, menurut dokter, kondisinya itu diakibatkan infeksi. Namun, tidak ada perubahan sama sekali.
Sejak itu, dia sudah memeriksakan diri ke berbagai dokter dan tetap tidak menemukan kesembuhan, hingga akhirnya dia putus asa.
Pembengkakan itu terus membesar sampai dia tidak bisa lagi bekerja dan harus hidup dengan tunjangan sebagai seorang difabel hingga kini.

Truk Lindas Bocah Dua Kali agar Tewas

Ibu Maoke Xiong tampak duduk tertegun di dekat jenazah putranya yang diduga dilindas truk hingga dua kali.

CHENGDU, KOMPAS.com — Seorang pengemudi truk menabrak bocah pria umur lima tahun dengan truknya. Bukan berhenti, truk itu malah mundur, menggilas bocah itu lagi demi memastikannya tewas. Aksi keji itu dilakukan guna menghindari biaya rumah sakit bagi anak itu yang akan lebih mahal dibanding kompensasi kematian yang harus dibayar kalau ia tewas.
Insiden memuakkan itu terjadi Desa Yunfeng, Luzhou, Provinsi Sichuan, di China barat, ketika Ao Yong, si sopir truk, menabrak Maoke Xiong saat bocah itu tengah berjalan kaki ke sekolah, demikian laporan Daily Mail, Selasa (25/10/2011). Tragedi itu terjadi Kamis pekan lalu ketika Ao Yong sedang mengangkut semen dari kota Chongqing menuju Luxian.
Seorang saksi mata, Shifen Zhang, berkata, "Saya melihat truk itu mundur sedikit dan kemudian maju lagi. Xiong jadi terperangkap di roda dan truk itu terus maju sekitar sepuluh meter." Seorang pelintas lainnya mengatakan, sopir truk itu melompat dari ruang kemudi setelah menabrak anak itu. Mereka menyatakan, Yong kemudian bertanya, "Berapa banyak (uang) yang harus saya bayar".
Namun, Yong membantah telah menggilas bocah itu dua kali demi memastikannya tewas. Harian China Daily dalam situsnya, Senin, melaporkan, penyelidikan polisi tidak menemukan bukti bahwa anak itu dilindas dua kali. Sementara para ahli medis, kata harian itu, menemukan Maoke Xion meninggal karena cedera otak traumatis dan mereka menyimpulkan, anak itu ditabrak selagi berdiri. Masih menurut polisi, si sopir telah menggunakan rem darurat dan truknya mengalami gesekan panjang sebelum berhenti.
Masih menurut versi polisi, seperti dikutip China Daily, berbeda dengan adegan tanpa perasaan yang ditunjukkan dua pengemudi dan belasan pelintas dalam kasus yang menimpa Yue Yue di Guangdong, yang dilindas dua truk dan diabaikan belasan pelintas, Ao yang berusia 35 tahun dari Luxian, merupakan orang pertama yang menelepon polisi. Saat keluar dari truk, kata polisi, Ao menemukan Xiong terjebak di bawah roda depan. Karena kondisi bocah itu parah, sopir tersebut tidak berani memindahkannya dan dia segera menghubungi polisi.
Menurut Daily Mail dan China Daliy, selama tujuh jam jenazah bocah malang itu tidak dipindahkan dari kolong truk. Dalam adegan yang menyayat hati, ibu bocah itu tampak duduk tertegun di dekat jenazah putranya. Polisi mengatakan, tubuh bocah itu tidak segara dipindahkan segera karena penduduk desa yang marah menuntut kompensasi langsung dari si pengemudi.
Serangkaian kasus mengerikan seperti itu telah menimbulkan perdebatan di China soal moralitas bangsa itu yang sepertinya semakin tak peduli dengan sesama yang menderita atau mengalami kemalangan. Ledakan ekonomi yang dialami negara itu selama beberapa dekade terakhir telah disalahkan dalam mendorong materialisme di masyarakat.
Kompensasi untuk korban kecelakaan yang meninggal dunia dilihat banyak orang China lebih murah ketimbang harus membayar biaya perawatan rumah sakit. Rezim Komunis negara itu tidak menyediakan layanan kesehatan gratis bagi 1,3 miliar warganya.
Ketakutan akan tagihan biaya medis yang tinggi juga diduga menjadi alasan di balik nasib tragis yang menimpa Yue Yue, gadis cilik berusia dua tahun yang ditabrak lari hingga dua kali, dan diabaikan belasan orang yang lewat di pasar kota Foshan yang sibuk pada Kamis dua pekan lalu. Berdasarkan gambar dalam rekaman video pemantau, Yue Yue ditabrak dua kendaraan dan dibiarkan sekarat. Adegan itu dilihat oleh jutaan orang di internet dan memicu kemarahan.