Cari Blog Ini

Selasa, 22 November 2011

Ulama Mesir dan Arab Saudi: Membaca Alquran Elektronik Harus Bersuci Terlebih Dulu


REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Ulama al-Azhar Mesir menyetujui Fatwa yang dikeluarkan salah seorang Ulama Saudi, Muhamamd bin Salih, yang memfatwakan keharusan bersuci sebelum menyentuh, apalagi membaca al-Quran elektronik yang ada di ponsel. Ulama berpendapat menyentuh al-Quran elektronik sama saja dengan menyentuh al-Quran berupa mushaf yang dicetak.

Pendapat Ulama al-Azhar kerap diyakini kebenarannya, karena selalu dijadikan sandaran dalam melaksanakan ajaran Islam di seluruh dunia. Terlebih lagi dalam hal memperlakukan kitab suci.
Para ulama menyandarkan pendapatnya kepada ayat yang berbunyi janganlah menyentuhnya (al-Quran) kecuali dalam keadaan suci (al-Waqiah: 79). Ayat ini kemudian dijadikan landasan untuk menyentuh al-Quran baik yang tercetak ataupun yang berbentuk elektronik seperti yang ada di ponsel.

Ketua Umum Lajnah Buhuts al-Islamiyah al-Azhar Mesir, Syaikh Ali Abdul Baqi, menyatakan al-Quran harus tetap terjaga baik dalam kondisi tercetak maupun di elektronik. “Tidak hanya itu, terjemahannya pun harus dijaga dalam huruf latin,” imbuhnya, Ahad (16/10).

Dia mengatakan dikeluarkannya fatwa terkait memegang mushaf elektronik ini dilatarbelakangi kemajuan zaman yang tak terbendung. Pola penjagaan terhadap mushaf al-Quran pun tidak boleh luput dari perhatian.   

Ketua Majlis Ulama Mesir, Syaikh Ahmad Qandil, menyetujui fatwa tersebut. menurutnya, tidak diperbolehkan untuk memegang mushaf apapun bentuknya, kecuali dalam keadaan suci. “Mushaf cetak maupun elektronik seperti yang ada di ponsel harus dipegang dalam keadaan suci,” paparnya.
Redaktur: Stevy Maradona
Reporter: Erdy Nasrul

STMIK AMIKOM

Blogger diminta kedepankan etika dalam menulis

Jakarta (ANTARA News) – Blogger senior, Risa Amrikasari, meminta para penulis blog agar mengedepankan etika dan menjunjung hak atas kekayaan intelektual (HAKI), agar terbebas dari tuntutan hukum.
Dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Jumat, menyatakan, permintaan itu disampaikan terkait adanya isu salah satu blogger Indonesia disomasi Facebook karena membuat tema blognya meniru facebook profile.
Risa yang juga sebagai konsultan dan pegiat HAKI, menyatakan keprihatinannya tas kasus tersebut. Pasalnya, di saat ASEAN Blogger berdeklarasi, di mana salah satu point-nya (No.5) adalah menghargai HAKI orang  lain, malah ada Blogger Indonesia yang disomasi Facebook.
Merujuk poin deklarasi no 5 lanjut Risa yang berisikan ‘We, the ASEAN bloggers, are committed to ethical and positive demeanor, respectful of the rights of authors attached to articles, photos, and videos, and other creative products’, bagus untuk diterapkan kepada semua Blogger, khususnya di Indonesia, katanya.
“Untuk itu, deklarasi yang sudah digaungkan bersama blogger perwakilan negara – negara ASEAN  bisa jadi rujukan bahwa sudah seharusnya kesadaran Blogger Indonesia menghargai HAKI orang lain lebih ditingkatkan. Selama ini saya selalu mengajak para blogger untuk mengedepankan etika dalam menulis blog, berekspresi tanpa mengganggu hak- hak orang lain, dan menjunjung tinggi kesadaran akan Hak kekayaan intelektual orang  lain,” jelas perempuan berambut pirang itu.
“Tetapi dalam kaitannya dengan kasus blogger Indonesia yang disomasi Facebook, kita harus tahu dulu duduk persoalan yang sebenarnya. Yang jelas, sebagai pegiat HAKI, saya ingin sekali rekan-rekan saya sesama blogger bisa paham mengenai HAKI terkait dengan dunia penulisan online agar mereka bisa lebih berhati-hati,” kata Risa.
Menurut Risa, dirinya sudah menyampaikan usulan untuk mengadakan sosialisasi HAKI bagi para blogger Indonesia dalam diskusi kecil di Museum Pasifika, Nusa Dua, dengan Advisor ASEAN Blogger Community Chapter Indonesia, Hazairin Pohan.
“Mengingat dalam presentasi perwakilan blogger dari negara-negara anggota ASEAN, isu terkait HAKI ini selalu disebut oleh mereka dan dalam sesi itu saya sebagai moderatornya,” ungkap pengamat hukum dan sosial itu.
“Keluhan mengenai ‘dimanfaatkan’nya karya intelektual mereka oleh pihak lain secara online maupun offline, adalah isu yang diungkap hampir sebagian besar dari mereka. Itu menunjukkan bahwa blogger adalah pihak yang rentan terhadap pembajakan, tetapi di lain pihak juga potensial menjadi pelaku pembajakan,” tambahnya.
Oleh karena itu, kata Risa, sosialisasi HAKI harus sering dilakukan kepada para blogger, dengan begitu diharapkan dapat meningkatkan kesadaran mereka akan perlindungan HAKI bagi semua pihak.
Menjadi moderator di acara konferensi Blogger tingkat ASEAN yang digagas oleh ASEAN Blogger Community Chapter Indonesia di Bali 16-17 November 2011 lalu, diakui Risa Amrikasari kurang seru. Alasannya, penulis novel Good Lawyer ini belum puas hanya sebagai penengah sekaligus pendengar saja.
ASEAN Blogger Conference yang diikuti sekitar 200 blogger, di antaranya juga dihadiri perwakilan blogger dari negara-negara anggota ASEAN itu bertujuan meningkatkan keterlibatan dan dukungan para pemangku kepentingan di ASEAN untuk menciptakan rasa memiliki dan mengkonsolidasikan persatuan dalam keberagaman untuk membawa ASEAN lebih dekat kepada masyarakatnya.(*)
Editor: Ruslan Burhani

Microsoft Bikin Jejaring Sosial Mirip Google Plus


KOMPAS.com - Microsoft dikabarkan sedang menguji secara diam-diam sebuah jejaring sosial baru, yang disebut Socl.com. Sepertinya Microsoft akan membuat jejaring sosial yang mirip dengan Google+.
Proyek rahasia Microsoft ini pertama kali terendus pada bulan Juli lalu, saat mereka sedang menguji website tersebut untuk online, kemudian infonya terekspos ke publik, dan akhirnya sempat diakses  selama beberapa saat.
Proyek, yang disebut Tulip tersebut, memiliki slogan "Find what you need and share what you know easier than ever". Seperti yang dikutip dari The Verge, sesuai slogannya, Socl merupakan perpaduan antara pencarian, petualangan, dan sosial. Socl memiliki desain dengan tata letak tiga kolom standar, dengan navigasi utama berada di sisi kiri, aliran berita/update di tengah, dan kumpulan beberapa fitur di sebelah kanan.
Kolom untuk pencarian terletak di bagian paling atas, yang search engine-nya tentu saja menggunakan Bing dari Microsoft. Setiap kali pengguna mencari dengan kata kunci tertentu, Bing akan memberikan hasil yang relevan dengan aktivitas pemilik akun tersebut.
Socl memiliki feature "Video Party" yang mirip dengan feature video conference yang terdapat di Google+, Google Hangouts. Dengan "Video Party", pengguna dapat melakukan percakapan melalui video dengan beberapa pengguna lain dalam satu waktu.
Di "calon" jejaring sosial Microsoft ini pengguna bisa mendaftar menggunakan account Facebook atau Twitter. Meskipun Microsoft membantah keberadaan proyek rahasia tersebut, tampaknya mereka tetap terus bekerja mengembangkan Socl.

Inilah Bocah Pengganti Steve Jobs



KOMPAS.com — Setelah meninggalnya visioner dan pendiri Apple, Steve Jobs, semua orang bertanya-tanya siapakah yang mampu menggantikannya. Bukan untuk menggantikannya sebagai CEO Apple karena Apple telah menunjuk Tim Cook untuk jabatan tersebut.
Steve Jobs terkenal dengan pesona, kejeniusan, dan visi masa depannya. Karakter dan sifat Jobs inilah yang menjadi fokus semua orang sehingga memunculkan pertanyaan, siapa "The Next Steve Jobs".
Pertanyaan tersebut sepertinya akan segera terjawab. Dalam sebuah acara sharing teknologi TEDx ManhattanBeach, seorang anak yang masih duduk di bangku kelas VI SD tampil memukau saat mempresentasikan produk ciptaan dan perusahaan startup-nya kepada hadirin. Dia penuh percaya diri dan punya bahasa tubuh yang mengingatkan publik terhadap mendiang Steve Jobs.
Anak ini bernama Thomas Suarez, seorang anak berusia 12 tahun asal California, AS. Dia adalah pendiri sebuah perusahaan startup CarrotCorp yang saat ini sedang mengembangkan aplikasi untuk sistem operasi Apple iOS.
Seperti dikutip dari Daily Mail, Thomas Suarez ternyata memang seorang pengagum Steve Jobs. Dia telah tertarik membuat program komputer sejak taman kanak-kanak dan belajar secara otodidak beberapa bahasa pemrograman, seperti Phyton, C, dan Java.
Karya pertamanya, yaitu Earth Fortune, hadir pada akhir tahun 2010 lalu, sebuah program yang memungkinkan perubahan warna Bumi berdasarkan peruntungan penggunanya.
Saat ini, Thomas tetap fokus menimba ilmu di sekolah formal sambil tetap mengelola perusahaan CarrotCorp.
Dalam presentasinya di TEDx, ia sedang memaparkan produk-produk yang dihasilkan oleh perusahaan startup-nya itu. Selain memukau mereka yang hadir, Thomas juga membuat publik penasaran dengan memamerkan sebuah tagline yang berbunyi, "Uploading pictures will never be the. Coming soon".
Apakah Thomas Suarez dapat menggantikan idolanya, Steve Jobs? Setidaknya dia mempunyai potensi untuk menuju ke arah sana.
Berikut penampilan Thomas Suarez dalam acara TEDx ManhattanBeach.
 













Rabu, 09 November 2011

Pendidikan Gratis Seharusnya Hanya untuk Siswa Miskin


GORONTALO, KOMPAS.com - Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Provinsi Gorontalo, Nelson mengatakan, pemerintah daerah harus cerdas mengambil kebijakan dalam menerapkan program pendidikan gratis. Ia mengungkapkan, pendidikan gratis seharusnya hanya diberikan kepada warga miskin,
Pendidikan gratis mestinya hanya bisa diberikan pada pelajar yang berlatarbelakang dari keluarga tidak mampu
Pasalnya, kata dia, realisasi program pendidikan yang berkualitas membutuhkan biaya yang besar, sehingga penerapan pendidikan gratis tidak layak diberlakukan untuk seluruh pelajar. Hal itu harus ditempuh agar kesenjangan sosial di tengah masyarakat dapat diminimalisir.
"Pendidikan gratis mestinya hanya bisa diberikan pada pelajar yang berlatarbelakang dari keluarga tidak mampu," kata Nelson, Rabu (9/11/2011), di Gorontalo.
Menilik apa yang dilakukan sejumlah kabupaten di Gorontalo, menurutnya, sudah tepat. Ia mencontohkan, seperti diterapkan di Kabupaten Gorontalo yang menetapkan anggaran pendidikannya sebesar 36 persen dari total anggaran pendapatan belanja daerah (APBD).
Plotting anggaran yang melampaui target anggaran pendidikan nasional itu, tidak lantas menggratiskan program pendidikan yang berjalan. Pemerintah daerah memrogramkan pendidikan gratis bagi masyarakat miskin, dan memberikan kesempatan kepada anak dari keluarga mampu untuk berpartisipasi dalam pendidikan atau dikenal dengan subsidi silang.

Kantin Unik SMPN 26 Surabaya: Terapung, Bebas Plastik!


SURYA/FAIQ NURAINI

Suasana kantin apung di SMPN 26 Surabaya. Menghadirkan suasana lain di lingkungan sekolah. Kantin ini juga tidak menjual makanan dalam kemasan plastik.



SURABAYA, KOMPAS.com — Suasana lain dihadirkan di SMPN 26 Surabaya. Di sekolah ini, ada kantin yang cukup unik. Mereka menamakannya kantin apung!
Kantin apung ini menyediakan lima anjungan atau lorong memanjang. Lorong-lorong ini sengaja didesain dengan pandangan bebas menatap taman atau hamparan sawah Tandes.



Mengapa kantin apung? Sebab, kantin yang terlihat megah ini didirikan di atas air sehingga terlihat seperti mengapung. Selain itu, sekolah berstatus RSBI yang berlokasi di kawasan Tandes ini juga mengemasnya dengan asri dan hamparan tanaman hijau yang ada di taman sekitar kantin.
Saat jam istirahat, ratusan siswa berebut tempat di setiap anjungan dan lorong kantin.
"Kalau tak cepat, tak dapat tempat,” kata Nursaidah, siswa kelas sembilan atau kelas tiga.
Di kantin ini, para siswa merasakan udara yang segar karena bisa merasakan embusan angin saat mereka duduk lesehan. Kantin apung dengan desain lesehan ini berada di areal belakang sekolah. Menempati lahan sekitar 25 meter x 25 meter.
Kantin apung ini menyediakan lima anjungan atau lorong memanjang. Lorong-lorong ini sengaja didesain dengan pandangan bebas menatap taman atau hamparan sawah Tandes.
Tidak hanya itu, kantin dengan kapasitas tampung hingga 300 pengunjung ini tampak lebih elegan karena interiornya yang serba kayu. Bahkan, lampu hias pun dengan ornamen kayu.
Kantin ini dibangun pada tahun 2009. Informasi yang diterima Surya.co.id, kantin itu menelan biaya pembangunan hingga Rp 600 juta. Namun, semua dikerjakan pihak ketiga termasuk produsen air mineral. Selain itu, dibantu pula bantuan sukarela orangtua dalam bentuk barang.
“Duta Besar Amerika Serikat pernah memuji kami. Apalagi, kami tak izinkan penjual menjual makanan atau jajan yang dibungkus plastik. Sebab plastik merusak lingkungan. Tak boleh ada sampah dibuang di perairan,” kata Titik Sudarti, Kepala SMPN 26.
Sekitar 10 meter sebelum memasuki kantin, ada jalan setapak ukuran satu meter. Untuk menuju jalan kantin ini, siapa pun tidak diperbolehkan memakai sepatu.
Pengelola menyediakan tas khusus yang ramah lingkungan (bukan kantong plastik) untuk setiap pengunjung. Tas ini digunakan untuk menyimpan sepatu.
Di kantin apung ini, ada tujuh pedagang yang menyediakan berbagai jenis makanan, di antaranya nasi, gado-gado, bakso, dan berbagai jenis minuman. Untuk makanan dan minuman berlaku sistem kupon, tidak membayar langsung tunai dengan uang.
Pembeli lebih dulu menukar uangnya dengan kupon. Misalnya, ia menukarkan Rp 7.000 dengan kupon dan menggunakannya untuk menukar dengan menu yang diinginkan.
“Setiap lapar, saya mengajak teman-teman makan siang di kantin ini. Bersih dan harganya terjangkau. Kami senang meski diminta lepas sepatu dan membawa sepatu dengan tas khusus,” kata seorang siswa lainnya.
Kantin ini hanya beroperasi mulai pagi hingga pukul 12.00 WIB atau hingga istirahat kedua usai.