Cari Blog Ini

Sabtu, 23 Juli 2011

Anak Indonesia Butuh Teladan Kejujuran



JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Asrorun Ni’am Sholeh mengatakan, anak Indonesia saat ini membutuhkan teladan kejujuran. Ia mengatakan, fenomena contek massal yang sempat menjadi perhatian publik beberapa bulan lalu, konflik antarelite politik meniscayakan kebohongan dan ketidakjujuran salah satu pihak yang berseteru.
"Anak Indonesia butuh teladan kejujuran. Perilaku elite politik yang saring tuding dan fitnah mempertontonkan perilaku kebohongan yang bertentangan dengan semangat perlindungan anak," kata Asrorun, di Jakarta, Jumat (22/7/2011).
Kebohongan elite yang dipertontonkan di depan publik, menurut Asrorun, mengganggu mental anak dan menyebabkan krisis keteladanan. Terkait peringatan Hari Anak Nasional (HAN) 23 Juli, ia mengungkapkan, sudah saatnya seluruh elemen mengarusutamakan hak anak dan menjadikan pemenuhan anak sebagai faktor utama dalam pengambilan kebijakan publik.
"Perlindungan anak Indonesia merupakan tanggung jawab bersama orang tua, keluarga, masyarakat, pemerintah dan negara. Perlu ada kesadaran kolektif untuk melihat pentingnya pemenuhan hak anak," katanya.
Asrorun menjelaskan, perlindungan anak memiliki dua substansi utama yaitu, pertama, pemenuhan hak-hak dasar yang meliputi hak agama, kesehatan, pendidikan dan sosial. Kedua, perlindungan anak dari kekerasan, eksploitasi dan diskriminasi. Selama ini, pemegang kebijakan dinilainya belum seluruhnya memiliki perspektif perlindungan anak dalam menjalankan amanah pembangunan.
Ia mencontohkan, masalah infrastruktur, misalnya, jarang sekali pembangunan jalan, gedung dan juga fasilitas sosial serta fasilitas umum maupun layanan publik yang memperhatikan kebutuhan anak. "Perilaku politisi yang mempertontonkan pertikaian dan kebohongan juga sangat tidak perspektif anak," tandas Asrorun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar