Cari Blog Ini

Rabu, 09 November 2011

Kantin Unik SMPN 26 Surabaya: Terapung, Bebas Plastik!


SURYA/FAIQ NURAINI

Suasana kantin apung di SMPN 26 Surabaya. Menghadirkan suasana lain di lingkungan sekolah. Kantin ini juga tidak menjual makanan dalam kemasan plastik.



SURABAYA, KOMPAS.com — Suasana lain dihadirkan di SMPN 26 Surabaya. Di sekolah ini, ada kantin yang cukup unik. Mereka menamakannya kantin apung!
Kantin apung ini menyediakan lima anjungan atau lorong memanjang. Lorong-lorong ini sengaja didesain dengan pandangan bebas menatap taman atau hamparan sawah Tandes.



Mengapa kantin apung? Sebab, kantin yang terlihat megah ini didirikan di atas air sehingga terlihat seperti mengapung. Selain itu, sekolah berstatus RSBI yang berlokasi di kawasan Tandes ini juga mengemasnya dengan asri dan hamparan tanaman hijau yang ada di taman sekitar kantin.
Saat jam istirahat, ratusan siswa berebut tempat di setiap anjungan dan lorong kantin.
"Kalau tak cepat, tak dapat tempat,” kata Nursaidah, siswa kelas sembilan atau kelas tiga.
Di kantin ini, para siswa merasakan udara yang segar karena bisa merasakan embusan angin saat mereka duduk lesehan. Kantin apung dengan desain lesehan ini berada di areal belakang sekolah. Menempati lahan sekitar 25 meter x 25 meter.
Kantin apung ini menyediakan lima anjungan atau lorong memanjang. Lorong-lorong ini sengaja didesain dengan pandangan bebas menatap taman atau hamparan sawah Tandes.
Tidak hanya itu, kantin dengan kapasitas tampung hingga 300 pengunjung ini tampak lebih elegan karena interiornya yang serba kayu. Bahkan, lampu hias pun dengan ornamen kayu.
Kantin ini dibangun pada tahun 2009. Informasi yang diterima Surya.co.id, kantin itu menelan biaya pembangunan hingga Rp 600 juta. Namun, semua dikerjakan pihak ketiga termasuk produsen air mineral. Selain itu, dibantu pula bantuan sukarela orangtua dalam bentuk barang.
“Duta Besar Amerika Serikat pernah memuji kami. Apalagi, kami tak izinkan penjual menjual makanan atau jajan yang dibungkus plastik. Sebab plastik merusak lingkungan. Tak boleh ada sampah dibuang di perairan,” kata Titik Sudarti, Kepala SMPN 26.
Sekitar 10 meter sebelum memasuki kantin, ada jalan setapak ukuran satu meter. Untuk menuju jalan kantin ini, siapa pun tidak diperbolehkan memakai sepatu.
Pengelola menyediakan tas khusus yang ramah lingkungan (bukan kantong plastik) untuk setiap pengunjung. Tas ini digunakan untuk menyimpan sepatu.
Di kantin apung ini, ada tujuh pedagang yang menyediakan berbagai jenis makanan, di antaranya nasi, gado-gado, bakso, dan berbagai jenis minuman. Untuk makanan dan minuman berlaku sistem kupon, tidak membayar langsung tunai dengan uang.
Pembeli lebih dulu menukar uangnya dengan kupon. Misalnya, ia menukarkan Rp 7.000 dengan kupon dan menggunakannya untuk menukar dengan menu yang diinginkan.
“Setiap lapar, saya mengajak teman-teman makan siang di kantin ini. Bersih dan harganya terjangkau. Kami senang meski diminta lepas sepatu dan membawa sepatu dengan tas khusus,” kata seorang siswa lainnya.
Kantin ini hanya beroperasi mulai pagi hingga pukul 12.00 WIB atau hingga istirahat kedua usai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar